Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Demonstran Myanmar Dipukuli dengan Senapan dan Ditembak Jarak Dekat: Itu Seperti Neraka

Beberapa pengunjuk rasa Myanmar bercerita penyiksaan yang dia alami selama sekitar 4 jam ditahan militer di Myeik, Tanintharyi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Pengakuan Demonstran Myanmar Dipukuli dengan Senapan dan Ditembak Jarak Dekat: Itu Seperti Neraka
The Irrawaddy
Beberapa pengunjuk rasa Myanmar bercerita penyiksaan yang dia alami selama sekitar 4 jam ditahan militer di Myeik, Tanintharyi. 

Itu terjadi tiba-tiba disaat polisi dan tentara mendobrak rumah tempat demonstran, termasuk mahasiswi itu berlindung.

"Saya duduk, menundukkan kepala dan tiba-tiba berhadapan dengan (tentara dan polisi) setelah mereka mendobrak pintu," kata mahasiswi itu.

Penggerebekan tersebut terjadi setelah aksi demo dibubarkan aparat keamanan.

"Saya tidak tahu saya telah ditembak karena suaranya terlalu keras," tambah wanita itu.

Mahasiswi ini baru menyadari dia telah ditembak dengan dua peluru karet ketika melihat darahnya mengalir.

Lebih lanjut, dia lantas dibawa ke mobil polisi dan lukanya dibiarkan selama beberapa jam.

"Mereka memaki kami (para tahanan perempuan) dan mengancam bahwa mereka dapat melakukan apa saja kepada kami atau bahkan menjual kami," kata wanita ini kepada The Irrawaddy.

Berita Rekomendasi

"Saya mendesak pengunjuk rasa untuk lari untuk menghindari penahanan. Mereka sangat brutal," katanya.

"Tapi kami tidak bisa menyerah karena itulah yang mereka inginkan. Saya akan melakukan yang terbaik dalam gerakan protes," jelas dia.

Suster Ann Roza Nu Tawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. Namun, terdengar tembakan dengan dua orang dikonfirmasi tewas.
Suster Ann Roza Nu Tawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. (MYITKYINA NEWS JOURNAL via Sky News)

Di hari yang sama di Yangon, keluarga politisi NLD Ko Zaw Myat Lin mendapat kabar duka bahwa Myat Lin telah meninggal setelah beberapa jam ditangkap militer.

Myat Lin bekerja di Institut Kejuruan Suu, Kota Shwe Pyi Thar, Yangon.

Istrinya mengatakan, Myat Lin menderita luka di bagian perut yang besar.

Militer mengklaim Ko Zaw Myat Lin terluka oleh benda runcing saat memanjat pagar ketika mencoba melarikan diri dari penangkapan.

Dia adalah anggota NLD kedua yang meninggal dalam tahanan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas