Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Demonstran Myanmar Dipukuli dengan Senapan dan Ditembak Jarak Dekat: Itu Seperti Neraka

Beberapa pengunjuk rasa Myanmar bercerita penyiksaan yang dia alami selama sekitar 4 jam ditahan militer di Myeik, Tanintharyi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Pengakuan Demonstran Myanmar Dipukuli dengan Senapan dan Ditembak Jarak Dekat: Itu Seperti Neraka
The Irrawaddy
Beberapa pengunjuk rasa Myanmar bercerita penyiksaan yang dia alami selama sekitar 4 jam ditahan militer di Myeik, Tanintharyi. 

Sebelumnya anggota NLD, U Khin Maung Latt dilaporkan meninggal setelah disiksa, beberapa jam setelah dia dibawa dari rumahnya oleh tentara dan polisi.

Setidaknya 2.000 orang telah ditahan oleh rezim dalam kudeta sejak 1 Februari 2021.

Para tahanan itu termasuk pemerintah sipil, anggota parlemen, pejabat pemilihan, pengunjuk rasa, dan pegawai negeri yang bergabung dengan gerakan anti-kudeta.

Baca juga: Suster Ann Roza Kisahkan Keberaniannya Berlutut Lindungi Demonstran di Depan Aparat Myanmar

Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuding Aung Suu Kyi Terima Dana Ilegal 600 Ribu Dolar AS

Keluarga dan kerabat berdoa di samping tubuh seorang wanita Muslim, yang terbunuh saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer selama pemakamannya di Mandalay pada 1 Maret 2021.
Keluarga dan kerabat berdoa di samping tubuh seorang wanita Muslim, yang terbunuh saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer selama pemakamannya di Mandalay pada 1 Maret 2021. (AFP)

Sekitar setengah dari kelompok yang ditangkap di Myeik pada Selasa dibebaskan sore itu.

Enam pengunjuk rasa wanita dan setidaknya 20 pria di antaranya tidak dibebaskan dan dijatuhi hukuman satu bulan penjara.

Adapun para demonstran yang dibebaskan diminta menulis pernyataan tidak melakukan demo lagi.

"Mereka (militer) bilang jika kami ditangkap kembali, keluarga kami akan mengambil mayat kami," kata Ko Thura.

Berita Rekomendasi

Namun, dia mengatakan akan kembali ke jalan setelah pulih dari luka-luka.

Pengunjuk rasa yang disiksa ini meminta komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan AS, untuk mengambil tindakan terhadap rezim militer.

"Tentara mengatakan kepada kami untuk tidak bergantung pada bantuan dari PBB dan AS saat mereka memukuli kami."

"Tapi demokrasi harus dipulihkan. Saya tidak berani memikirkan apa yang akan terjadi jika kami tidak mendapatkannya kembali," kata Thura.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas