Vaksin ''Made in Japan'' Mulai Tampil ke Masyarakat Jepang, Antisipasi Mutan Baru Corona
Vaksin "Made in Japan" mulai tampil menampakkan dirinya ke masyarakat Jepang melalui jumpa persnya sore ini (16/3/2021).
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Vaksin "Made in Japan" mulai tampil menampakkan dirinya ke masyarakat Jepang melalui jumpa persnya sore ini (16/3/2021).
"Kami belum memutuskan nama vaksin tersebut tetapi tahun depan 2022 rencana akan diperkenalkan setelah mendapat persetujuan perizinan penggunaan dari pemerintah," papar Wataru Akahata, CEO of VLP Therapeutics Japan, LLC kepada Tribunnews.com sore ini (16/3/2021).
Dengan vaksin terbaru "Made in Japan" tersebut Akahata menyatakan dapat mengantisipasi mutan baru virus corona yang bermunculan saat ini mulai mutan Inggris, Brazil, Afrika Selatan maupun Filipina.
"Kita masih terus dalam tahap uji coba dan setelah selesai dengan mudah saya rasa dapat dibuat juga untuk mengantisipasi berbagai mutan baru tersebut," lanjutnya.
Vaksin "Made in Japan" karya Akahata tersebut memusatkan diri kepada Self-Amplifying RNA (saRNA).
Memiliki amount 1-10 mikrogram, 1-2 dosis, reference VLPT-3 dan untuk populasi Jepang diperlukan amount 127 gram vaksin dapat meraih 127 juta jiwa.
Baca juga: Mutasi Baru Covid-19 Terdeteksi di Jepang, Berbeda dari Varian Brasil, Afrika Selatan atau Inggris
Di bidang produksi VLP Therapeutics Japan saat ini kerjasama dilakukan oleh tiga pihak (grup). Group pertama adalah NIBIOHN bersama Nagoya Medical Center, Universitas Osaka City, dan Universitas Hokkaido.
Group kedua adalah Universitas Oita yang telah melakukan penelitian fase pertama, Universitas Osaka City yang telah melakukan fase kedua dan Center Hospital of National Center yang telah melakukan fase kedua.
"Kita rencana akan mengeluarkan vaksin ini tahun 2022 apabila perijinan approval dari pemerintah telah diperoleh nantinya. Distribusi akan dilakukan Fujifilm," tambahnya.
Apabila vaksin tersebut telah ke luar tentu saja berharap dapat sebanyak mungkin digunakan orang di berbagai negara di dunia, tambahnya.
"Kita tentu akan melakukan yang terbaik menjadikan vaksin ini dan secepatnya bisa dikeluarkan agar bisa dirasakan manfaatnya bagi orang banyak," lanjutnya.
Doktor lulusan Universitas Kyoto kelahiran Hiroshima tahun 1973 tersebut sempat merasakan penelitian dan hidupnya selama 10 tahun di Amerika Serikat. Tahun 2002 bergabung dengan Amerika National Institutes of Health (NIH) dan 2012 Mendirikan "VLP Therapeutics" di Maryland, AS dan menjadi CEO.
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi