PBB Konfirmasi Laporan Ancaman Arab Saudi Terhadap Penyelidik Kasus Pembunuhan Khashoggi
PBB mengkonfirmasi adanya ancaman kepada seorang pejabat PBB atas penyelidikan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasi keakuratan pernyataan yang dipublikasikan oleh pakar independen yang memimpin penyelidikan atas pembunuhan Jamal Khashoggi terkait adanya ancaman kepada seorang pejabat PBB.
Surat kabar The Guardian pada selasa (23/3/2021) mengutip Agnes Callamard, pakar PBB mengatakan seorang pejabat Saudi telah mengancam dia akan "diurus" jika dia tidak dapat dikendalikan dalam mengikuti penyelidikan kasus pembunuhan jurnalis terkenal Saudi itu.
Pejabat Saudi tidak menanggapi permintaan komentar. Callamard tidak menanggapi ketika dihubungi oleh Reuters.
"Kami mengkonfirmasi bahwa detail dalam cerita The Guardian tentang ancaman yang ditujukan pada Agnes Callamard akurat," kata juru bicara HAM PBB Rupert Colville dalam balasan email kepada Reuters, seperti dilansir Kamis (25/3/2021).
“Kantor hak asasi manusia PBB telah memberi tahu Callamard tentang ancaman serta keamanan dan otoritas PBB,” tambahnya.
Callamard mengatakan kepada The Guardian, ancaman itu disampaikan dalam pertemuan Januari 2020 antara pejabat Saudi dan PBB di Jenewa.
Dia mengatakan dirinya diberitahu tentang insiden itu oleh seorang rekan di PBB.
Callamard memimpin penyelidikan PBB atas kasus pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018 oleh agen Saudi di konsulat Istanbul, Turki.
Dia mengeluarkan laporan pada tahun 2019 menyimpulkan ada "bukti yang kredibel" bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat senior Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Washington Post tersebut.
Dia kemudian menyerukan negara-negra di dunia untuk menjatuhkan sanksi terhadap aset Pangeran Mohammed.
Pangeran menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan itu tetapi telah mengatakan dia menanggung tanggung jawab utama karena itu terjadi di bawah pengawasannya.
Baca juga: Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman
Dugaan ancaman itu dilakukan selama pertemuan antara diplomat Saudi yang berbasis di Jenewa, delegasi Saudi yang berkunjung dan pejabat PBB, The Guardian melaporkan.
Setelah pihak Saudi mengkritik pekerjaan Callamard dalam kasus ini, surat kabar itu melaporkan, satu pejabat senior Saudi mengatakan dia telah berbicara dengan orang-orang yang siap untuk "merawatnya."
"Ancaman kematian. Begitulah dipahaminya," kata Callamard seperti dikutip Reuters.
"Orang-orang yang hadir, dan juga kemudian, menjelaskan kepada delegasi Saudi bahwa ini benar-benar tidak pantas."
Callamard telah mengkritik putusan pengadilan Saudi pada bulan September atas vonis penjara delapan orang hingga 20 tahun atas pembunuhan itu.
Ia menuduh kerajaan Saudi membuat "ejekan keadilan" dengan tidak menghukum pejabat yang lebih senior.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang telah mengambil sikap lebih keras pada catatan hak asasi manusia Saudi, bulan lalu merilis laporan intelijen yang mengatakan Pangeran Mohammed menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh Khashoggi.
Pemerintah Arab Saudi menolak temuan itu dan menegaskan kembali bahwa pembunuhan itu adalah kejahatan keji oleh kelompok nakal.(Reuters/Guardian)