Setelah 'Serangan Diam', Demonstran Gunakan Taktik Baru 'Serangan Sampah' untuk Lawan Junta Myanmar
Demonstran antikudeta junta Myanmar menggunakan taktik baru 'serangan sampah' untuk melawan rezim militer.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
Negara tetangga Myanmar, China ikut menambahkan suaranya ke paduan suara keprihatinan internasional, menyerukan pengekangan dari semua sisi.
Kemudian Moskow mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan meningkatnya korban sipil, meskipun mengakui pihaknya membangun hubungan dengan otoritas militer.
Sejalan dengan Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi sebagai tanggapan atas kudeta dan tindak kekerasan terhadap warga sipil.
Namun demikian, tekanan diplomatik belum dapat membujuk para jenderal untuk memulihkan demokrasi.
Serangan Diam
Diberitakan sebelumnya, demonstran sempat menggunakan taktik 'serangan diam' atau tidak menggelar aksi protes pada Rabu (24/3/2021).
Akibat pemogokan tersebut, pusat Kota Yangon dan Kota Monywa tampak sepi dari aktivitas demonstran maupun warga sipil.
Dikutip dari Channel News Asia, serangan diam dilakukan usai kematian anak perempuan berusia 7 tahun yang tertembak oleh pasukan keamanan, Selasa (23/3/2021)
Bocah bernama Khin Myo Chit itu tertembak saat sedang duduk di pangkuan sang ayah, hingga kemudian pasukan keamanan datang dan mendobrak rumah mereka.
Pasukan kemananan menembak ayah Khin Myo Chit lalu memukul dan membunuh bocah malang ini dengan timah panas.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)
Berita terkait Myanmar lainnya