Thailand Siapkan Opsi Evakuasi Warganya Yang Terdampar di Myanmar
Thailand telah menyusun rencana untuk mengevakuasi warga Thailand yang terdampar di Myanmar jika kekerasan di sana
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Thailand telah menyusun rencana untuk mengevakuasi warga Thailand yang terdampar di Myanmar jika kekerasan di sana memburuk.
Mengutip Bangkok Post, Jumat, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat mengatakan kedutaan besar Thailand di Yangon melaporkan bahwa protes terhadap penguasa militer Myanmar terus berlanjut, meskipun pengiriman pasokan makanan tidak terganggu.
Pihak berwenang Thailand telah memantau situasi dengan cermat dan setuju situasinya belum mencapai titik di mana warga Thailand harus diberitahu untuk meninggalkan Myanmar.
Baca juga: Militer Myanmar Telah Bunuh Lebih dari 500 Orang dalam 2 Bulan, Apa Peran Komunitas Internasional?
“Tetapi jika kekerasan meningkat, sehingga memerlukan evakuasi, kedutaan memiliki rencana untuk membawa pulang warga Thailand,” kata Tanee Sangrat seperti yang dilaporkan Bangkok Post, Jumat (2/4/2021).
Kepala Angkatan Udara ACM Airbull Suttiwan telah menginstruksikan Wing 6 yang berbasis di bandara Don Mueang untuk menyiapkan armada pesawat angkut C-130 jika pemerintah menetapkan misi untuk membawa pulang warga Thailand di Myanmar.
"Panglima angkatan udara memberikan instruksi setelah protes terhadap kudeta militer dimulai di Myanmar. Pesawat akan segera terbang atas perintah pemerintah," kata Juru bicara angkatan udara Thailand AM Thanat Chanamphai.
Namun, Kementerian Luar Negeri Thailand masih akan me
Baca juga: Ratusan Masyarakat Sipil Tewas, Menlu Retno Minta Junta Militer Stop Kekerasan di Myanmar
nilai situasi di Myanmar untuk memutuskan kapan warga Thailand harus dibawa pulang.
Sementara itu, Tanee menyampaikan sikap pemerintah tentang situasi di Myanmar, dengan mengatakan bahwa pemerintah Thailand prihatin dengan laporan meningkatnya korban di negara itu.
Pemerintah telah meminta pihak berwenang Myanmar untuk lebih menahan diri dalam menangani pengunjuk rasa, mencoba untuk berhenti menggunakan kekerasan dan membebaskan lebih banyak tahanan.
Semua yang terlibat diharapkan berupaya menemukan solusi melalui cara-cara damai dan dialog yang konstruktif.
Baca juga: Ketika Korban Berjatuhan dalam Demo, Militer Myanmar Gelar Pesta Mewah Hari Angkatan Bersenjata
“Thailand bekerja sama erat dengan negara anggota Asean lainnya untuk memastikan perdamaian abadi bagi warga Myanmar dan memulihkan keadaan normal Myanmar secepat mungkin,” kata Tanee.
Terkait pengungsi yang melarikan diri dengan yang melintasi perbatasan ke Thailand, menurutnya, Thailand memiliki pengalaman dalam menangani masuknya pengungsi yang sejalan dengan prinsip kemanusiaan.
“Pengungsi yang terluka diizinkan masuk ke Thailand untuk menerima perawatan medis di rumah sakit,” kata Tanee.
Hingga 31 Maret, total 2.788 pengungsi melarikan diri melintasi perbatasan dari Myanmar.
Sebanyak 2.572 sudah kembali ke rumah, dengan 216 tersisa di tanah Thailand.
Yang tersisa sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua. Pengujian Covid-19 dilakukan pada mereka dan hasilnya negatif.