Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Putra Mahkota Yordania Disebut akan Kacaukan Kerajaan, Dulu Posisinya Dicopot Raja Abdullah II

Mantan Putra Mahkota Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein (41) dijadikan tahanan rumah setelah dituduh ingin mengacaukan kerajaan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Eks Putra Mahkota Yordania Disebut akan Kacaukan Kerajaan, Dulu Posisinya Dicopot Raja Abdullah II
JAMAL NASRALLAH / AFP
Ratu Noor dari Yordania, janda mendiang Raja Hussein, dan putranya Putra Mahkota Hamzah Bin Al Hussein menghadiri pertandingan bola basket antara Yordania dan Lebanon 14 Agustus 1999 di Amman. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Putra Mahkota Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein (41) dijadikan tahanan rumah setelah dituduh ingin mengacaukan kerajaan.

Dia dituduh berkomplot dengan 'entitas asing' untuk membuat pergolakan di kerajaan.

Dilansir BBC, mantan pewaris takhta ini menyangkal tuduhan itu, namun dirinya menuding pejabat Yordania melakukan korupsi dan tidak mampu memerintah. 

Pada Minggi lalu, oposisi Yordania merilis rekaman Pangeran Hamzah mengatakan tidak akan mematuhi pemerintah.

"Aku tidak akan membuat gerakan sekarang," kata Pangeran Hamzah dalam rekaman audio yang viral di Twitter.

Baca juga: Yordania Resmi Tuduh Pangeran Hamzah Hendak Gulingkan Raja Abdullah II

Baca juga: Saudara Tiri Raja Abdullah II, Pangeran Hamzah bin Al Hussein Ditempatkan sebagai Tahanan Rumah

Pangeran Yordania Hamzah Bin Al-Hussein menghadiri acara pers di Amman di mana Pangeran Ali mengumumkan upayanya untuk menggantikan presiden FIFA Joseph Blatter pada 9 September 2015. Pangeran Ali, 39, adalah mantan wakil presiden FIFA yang memimpin tantangan yang gagal sebagai reformasi kandidat melawan Blatter untuk jabatan puncak pada Mei, hanya dua hari setelah penangkapan tujuh pejabat FIFA di Zurich.
Pangeran Yordania Hamzah Bin Al-Hussein menghadiri acara pers di Amman di mana Pangeran Ali mengumumkan upayanya untuk menggantikan presiden FIFA Joseph Blatter pada 9 September 2015. Pangeran Ali, 39, adalah mantan wakil presiden FIFA yang memimpin tantangan yang gagal sebagai reformasi kandidat melawan Blatter untuk jabatan puncak pada Mei, hanya dua hari setelah penangkapan tujuh pejabat FIFA di Zurich. (KHALIL MAZRAAWI / AFP)

"Tapi aku tidak akan patuh ketika mereka menyuruh tidak keluar, tidak menulis cuitan, tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain dan hanya diizinkan melihat keluarga."

"Aku kira ini sedikit tidak bisa diterima," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Pangeran Hamzah adalah saudara tiri Raja Yordania, Abdullah dan keretakan hubungan keduanya belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun ketegangan di dalam rumah tangga kerajaan, disebut telah berlangsung lama.

Yordania adalah monarki konstitusional, namun keluarga kerajaan berperan penting dalam kehidupan publik.

Raja Abdullah punya kekuasaan yang luas untuk menunjuk pemerintah, menyetujui UU, dan membubarkan parlemen.

Sejak muncul dugaan Pangeran Hamzah ingin mengacau kerajaan, negara Barat yang merupakan sekutu lama menyatakan dukungan pada raja.

Melansir The Guardian, belum jelas mengapa kerajaan memutuskan menindak Pangeran Hamzah saat ini. 

Raja Yordania Abdullah  merupakan seorang pilot yang terlatih,
Raja Yordania Abdullah merupakan seorang pilot yang terlatih, (Mail online)

Namun pangeran selama ini mengundang risiko karena sering melakukan pertemuan bersama orang-orang pengritik raja.

Hamzah dinobatkan sebagai putra mahkota Yordania pada 1999 dan merupakan favorit Raja Hussein.

Namun dia dianggap terlalu muda dan tidak berpengalaman menjadi penerus pada saat kematian Raja Hussein.

Kemudian Raja Abdullah mencopot Pangeran Hamzah dari posisi sebagai pewaris takhta pada 2004 dan mengganti posisi itu dengan putranya sendiri.

Apa Duduk Permasalahannya?

Pada Minggu, Wakil Perdana Menteri Ayman Safadi mengatakan kepada pers bahwa Pangeran Hamzah bersekongkol dengan pihak asing dan membahas ketidakstabilan negara.

Safadi menyebut kegiatan Pangeran Hamzah telah dipantau selama beberapa waktu.

Dia menuduh pangeran berupaya memobilisasi 'pemimpin klan' untuk melawan pemerintah.

Baca juga: Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dari Arab Saudi Ungkap Dukungan untuk Raja Yordania

Baca juga: Menteri Kesehatan Yordania Mundur Setelah 6 Pasien Covid-19 Meninggal karena Kehabisan Oksigen

Raja Abdullah II dari Yordania memberikan sambutan dalam acara Nahdlatul Ulama Sufi Gathering di Jakarta Concention Center, Senayan, Rabu (26/2/2014). Acara tersebut dihadiri 1500 Kyai NU dan sejumlah tokoh nasional. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
Raja Abdullah II dari Yordania memberikan sambutan dalam acara Nahdlatul Ulama Sufi Gathering di Jakarta Concention Center, Senayan, Rabu (26/2/2014). Acara tersebut dihadiri 1500 Kyai NU dan sejumlah tokoh nasional. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) (TRIBUN/DANY PERMANA)

Safadi mengatakan pemerintah mencoba mencegah Pangeran Hamzah agar tidak berbuat lebih jauh dan menghindari jalur hukum, namun ditanggapi sinis oleh pangeran.

Sedikitnya 16 orang, termasuk mantan penasihat Raja Abdullah dan anggota kerajaan lain ditangkap atas rencana merusak keamanan negara.

Diketahui penangkapan politik tingkat tinggi jarang terjadi di Yordania.

Namun Badan Intelijen Yordania belakangan menguat sejak pandemi dimulai hingga menuai kritik dari kelompok HAM.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas