Merahkan Kota Yangon, Demonstran: Darah Mereka yang Terbunuh Belum Mengering
Sementara itu beberapa kelompok menyerukan pemboikotan Festival Air Thingyan minggu depan, yang menandai tahun baru Buddha.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Tetapi kemampuan untuk mengatur aksi protes menjadi terhambat dalam beberapa hari terakhir oleh pembatasan militer atas akses internet, menambah hambatan layanan data seluler selama berminggu-minggu yang telah menjadi saluran utama untuk menyebarkan berita tentang apa yang terjadi di negara itu selama tindakan keras junta militer.
Mereka yang dapat mengakses media sosial, termasuk beberapa wartawan, pada hari Selasa membagikan foto-foto pekerja yang berbaris untuk hari kedua di kota Mandalay, beberapa mengenakan masker gas dan memberikan penghormatan tiga jari yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan junta militer.
Pihak berwenang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk puluhan selebriti, model dan influencer, dan pada hari Selasa seorang komedian populer ditangkap di Yangon, situs berita Mizzima melaporkan.
Sithu Aung Myint, seorang jurnalis terkemuka, berada dalam daftar buronan. Menulis di Facebook, dia mengatakan bangga dianggap sebagai ancaman.
"Ketika dewan kudeta yang telah melakukan kejahatan mengumumkan Anda sebagai pelanggar hukum bersama dengan seluruh negara, Anda akan lebih dari senang karena Anda diakui sebagai pahlawan dalam revolusi ini," tulisnya.
"Generasi berikutnya akan bangga padamu."
Para demonstran dan pekerja telah keluar setiap hari menentang pengambilalihan kekuasaan oleh militer dari pemerintah sipil Aung San Suu Kyi.
Partai Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu pada bulan November, dan telah berjanji untuk mengubah konstitusi untuk mengurangi peran politik militer.
Meskipun komisi pemilihan umum mengatakan pemungutan suara itu adil, militer membenarkan kudetanya dengan menuduh bahwa pemilu itu curang, dan telah berjanji akan mengadakan pemilihan baru pada waktu yang tidak ditentukan.
Para Pemimpin ASEAN Akan Bertemu di Jakarta Bahas Krisis di Myanmar
Brunei Darussalam, selaku Ketua asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), menyampaikan dukungannya untuk pertemuan para pemimpin regional untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/4/2021), otoritas Brunei mengatakan telah meminta para pejabat ASEAN untuk mempersiapkan pertemuan di Jakarta.
Myanmar telah mengalami krisis sejak kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Para aktivis mengatakan setidaknya 557 orang sudah tewas dalam tindakan keras aparat keamanan junta militer Myanmar atas aksi protes dan aksi mogok di seluruh negeri, yang akses internetnya dibatasi.