Setahun Pandemi Covid-19, Orang Kaya di China Malah Bertambah Banyak, Ini Penyebabnya
Namun saat ini, berdasarkan catatan Forbes, jumlah hartawan di ibu kota China itu melonjak menjadi 100 orang.
Editor: Hasanudin Aco
Pengusaha yang pernah mencalonkan diri menjadi calon presiden AS itu memiliki lebih banyak harta ketimbang Yiming, sebesar US$59 miliar (Rp859 triliun).
Ledakan perdagangan elektronik China
Seperti yang juga terjadi di AS, raksasa teknologi China bertumbuh besar selama pandemi Covid-19.
Pemicunya adalah semakin banyak orang yang berbelanja dan mencari hiburan secara daring.
Situasi itu turut meningkatkan kekayaan pribadi para pendiri dan pemegang saham perusahaan teknologi.
Secara global, jumlah miliuner baru di China selama setahun terakhir juga lebih banyak ketimbang negara lain, yaitu 210 orang.
Jumlah itu termasuk miliuner baru di Hong Kong dan Makau yang dimasukkan Forbes ke China.
Setengah dari miliuner baru China adalah pengusaha dari industri manufaktur dan penyedia modal ventura untuk perusahaan teknologi.
Salah satu dari miliuner China adalah Kate Wang, pengusaha rokok elektrik.
Meski begitu, AS tetap menjadi negara dengan jumlah miliuner terbanyak dengan total 724 orang. Sementara China hanya 698 orang.
Satu orang kaya raya baru setiap 17 jam
Di seluruh dunia tercatat ada 493 miliuner baru dalam satu tahun terakhir. Jumlah itu setara dengan satu miliuner baru setiap 17 jam.
India berada di peringkat ketiga dalam daftar negara dengan miliuner terbanyak, dengan total 140 orang.
Di kawasan Asia Pasific terdapat 1.149 miliuner dengan total kekayaan Rp68.473 triliun.
Nominal itu lebih tinggi dibandingkan total kekayaan miliuner asal AS yang mencapai Rp 64.102 triliun.
Pendiri perusahaan teknologi Amazon, Jeff Bezos, menjadi orang terkaya di dunia untuk empat tahun berturut-turut.