Negosiasi Nuklir Iran Masuki Babak Baru, Pencabutan Sanksi AS Masuk Usulan
Iran telah menyusun naskah, baik tentang pencabutan sanksi dan langkah-langkah nuklir, yang akan bertindak sebagai dasar untuk kesepakatan akhir.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Putaran pembicaraan terakhir, yang dimulai pada Kamis, berlanjut bahkan ketika Araghchi mengumumkan pada Rabu, Iran akan segera mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen.
Pengumuman itu datang beberapa hari setelah fasilitas nuklir utama Iran di Natanz menjadi sasaran serangan, yang menurut Teheran diatur Israel, yang menyebabkan pemadaman besar-besaran dan merusak sejumlah sentrifugal yang tidak diketahui.
Iran sebelumnya telah meningkatkan pengayaan uraniumnya menjadi 20 persen setelah pembunuhan ilmuwan nuklir dan militer terkemuka, Mohsen Fakhrizadeh, pada November.
JCPOA membatasi pengayaan negara pada 3,67 persen. Pengayaan 90 persen diperlukan untuk penggunaan tingkat senjata.
Televisi pemerintah Iran pada Sabtu menayangkan rekaman dari dalam kompleks Natanz, di mana sentrifugal terbukti memperkaya uranium.
Kepala nuklir Iran Ali Akbar Salehi mengatakan negara itu mulai memproduksi 60 persen uranium yang diperkaya pada hari Jumat.
Iran mengatakan ingin menggunakannya untuk menghasilkan molibdenum untuk akhirnya memproduksi radiofarmasi.
Televisi pemerintah Iran juga melaporkan seorang pria berusia 43 tahun bernama Reza Karimi bertanggung jawab atas serangan Natanz.
Tetapi sejak itu telah meninggalkan negara itu. Laporan itu juga menyiarkan apa yang tampak sebagai red notice Interpol yang meminta penangkapannya.(Tribunnews.com/Aljazeera.com/xna)