Pfizer akan Pasok Vaksin Covid-19 Tambahan ke Jepang
CEO Pfizer Albert Bourla menyetujuin permintaan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga untuk dosis tambahan vaksin Covid-19, pada Minggu (18/4/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Vaksin Jepang menerangkan bahwa CEO Pfizer Albert Bourla menyetujui permintaan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga untuk dosis tambahan vaksin Covid-19, pada Minggu (18/4/2021).
"Mereka menyetujui hal-hal penting dari masalah ini," kata tim vaksin Jepang, Taro Kono dalam wawancara langsung Fuji TV, yang dikutip Tribunnews dari Reuters.
Ia menambahkan bahwa rincian lebih lanjut, termasuk jadwal pengiriman vaksin Pfizer akan dibahas.
Kono tak merinci jumlah dosis tambahan yang diminta dari Pfizer, tetapi mengatakan Jepang akan mengamankan pasokan yang cukup hingga pada akhir September 2021, untuk menyuntik semua orang di atas 16 tahun.
Perlu diketahui, vaksin Pfizer/BioNTech adalah satu-satunya vaksin Covid-19 yang disetujui di Jepang.
Baca juga: Studi di Israel: Varian Corona Afrika Selatan Dapat Tembus Pertahanan Vaksin Pfizer
Baca juga: BioNTech-Pfizer Klaim Vaksinnya 100 Persen Efektif Cegah Covid-19 untuk Anak Usia 12-15 Tahun
Suga membuat permintaan itu selama panggilan telepon dengan Bourla pada Sabtu (17/4/2021).
Jepang melihat lonjakan kasus virus corona baru dalam beberapa pekan terakhir.
Para ahli kesehatan terkemuka menilai, lonjakan infeksi virus corona merupakan gelombang keempat pandemi COVID-19.
Hanya 0,9 persen masyarakat Jepang telah menerima suntikan vaksin pertama mereka pada Jumat, dibandingkan dengan 2,5 persen di Korea Selatan, dan 48 persen di Inggris Raya.
Baca juga: Hasil Uji Coba: Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti 100% Efektif untuk Anak 12-15 Tahun
Baca juga: Setengah Penduduk Israel Sudah Terima 2 Dosis Vaksin Pfizer/BioNTech
Vaksin Pfizer Efektif Cegah Covid-19 untuk Anak Usia 12-15 Tahun
Sebelumnya diberitakan, perusahaan bioteknologi BioNTech mengklaim, vaksin virus corona (Covid-19) produksinya, Pfizer memiliki tingkat keefektifan 100 persen pada anak berusia 12 sampai 15 tahun.
Dikutip dari Channel News Asia, tingkat keefektifan itu berdasarkan hasil uji coba fase tiga yang dilakukan pada 2.260 anak di Amerika Serikat.
"Vaksin Pfizer menunjukkan keefektifan 100 persen dan respons antibodi yang kuat," kata perusahaan asal Jerman itu dalam sebuah pernyataan.
BioNTech menambahkan, mereka berencana mengirimkan hasil uji coba fase tiga ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai amandemen yang diusulkan untuk Otorisasi Penggunaan Darurat.
Selain itu, hasil uji coba juga akan diusulkan ke BPOM lain di seluruh dunia.
BioNTech berharap vaksinasi dapat dilakukan pada anak usia 12 sampai 15 tahun sebelum tahun ajaran baru dimulai.
Baca juga: Aturan Baru Kemenkes, Insentif Dikirim Langsung ke Rekening Tenaga Kesehatan yang Tangani Covid-19
"Kami berencana untuk mengirimkan data ini ke FDA sebagai amandemen yang diusulkan untuk Otorisasi Penggunaan Darurat kami dalam beberapa minggu mendatang dan ke regulator lain di seluruh dunia."
"Harapan kami mulai memvaksinasi kelompok usia ini sebelum dimulainya kelompok usia berikutnya dan taun ajaran baru," terang Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla.
Berteknologi mRNA
Sebagai informasi, vaksin Pfizer didasarkan pada teknologi mRNA baru dan merupakan vaksin Covid-19 pertama yang disetujui di negara-negara Barat akhir tahun lalu.
Baik Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyetujui penggunaannya untuk orang yang berusia 16 tahun ke atas.
Sejak itu, vaksin Pfizer telah digunakan pada jutaan orang dewasa di lebih dari 65 negara.
Sebuah studi di Israel yang melibatkan 1,2 juta orang menunjukkan bahwa vaksin Pfizer 94 persen efektif.
Dengan banyaknya negara-negara yang menggunakan vaksin Pfizer, BioNTech mengatakan bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk memproduksi 2,5 miliar dosis vaksinnya tahun ini.
Baca juga: Hasil Uji Coba: Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti 100% Efektif untuk Anak 12-15 Tahun
Berita lain terkait Vaksin Pfizer
Berita lain terkait Jepang
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Rica)