TRIBUNNEWS.COM - Mengawali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim 2021, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menawarkan kerjasama pelindungan Hutan Amazon ke Joe Biden, Presiden Amerika Serikat.

KTT Perubahan Iklim akan berlangsung di Amerika Serikat pada 22-23 April 2021.

Dilansir Aljazeera, tawaran Bolsonaro tersebut dibandrol miliaran dolar Amerika Serikat dengan pembayaran di muka.

Tawaran Bolsonaro tersebut diajukan lantaran Hutan Amaazon menjadi benteng perubahan iklim dunia, khususnya untuk benua Amerika.

Baca juga: Brasil Catat Rekor Kematian Covid-19 Baru Saat Presiden Lantik Menteri Kesehatan ke-4

Baca juga: Vaksin Sinovac Tak Ampuh Melawan Varian Covid-19 Asal Brasil

Isu tawaran yang diajukan Bolsonaro tersebut mendapat komentar dari para aktivis lingkungan, pemimpin adat, hingga senator Partai Demokrat.

Mereka memperingatkan kepada Joe Biden untuk berhati-hati pada Bolsonaro yang merupakan presiden populis sayap kanan.

“Pemerintah Brasil saat ini tidak bisa dipercaya,” kata Sonia Guajajara, koordinator Artikulasi Masyarakat Adat Brasil (APIB).

Menteri Lingkungan Brasil, Ricardo Salles menyebutkan dia tidak berharap kesepakatan akan diumumkan pada pertemuan puncak KTT Perubahan Iklim.

Namun, Ricardo Salles mengatakan pembicaraan dengan Amerika Serikat akan terus berlanjut.

Baca juga: Membela Donald Trump & Akui Punya Informasi, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Yakin Pilpres AS Curang

Baca juga: Akhirnya Presiden Brasil Bolsonaro Ucapkan Selamat pada Biden Atas Kemenangannya Dalam Pemilu AS

Utusan khusus Presiden KTT, John Kery menyebutkan penting bagi Bolsonaro untuk menunjukan komitmennya pada perlawanan terhadap perubahan iklim.

Komitmen tersebut bisa ditunjukan dengan melibatkan penduduk asli dan masyarakat sipil sekitar Hutan Amazon untuk menangkal deforestasi.

Pernyatan John Kery disampaikan melalui akun Twiternya.

Sementara itu, Raoni Metuktire salah satu pemimpin masyarakat adat paling ikonik di Brasil, merilis video yang mendesak Biden untuk mengabaikan janji Bolsonaro mengurangi deforestasi ilegal hingga nol pada tahun 2030.

Jika pemerintahnya menerima dana dari Amerika Serikat.

Para aktivis lingkungan mencatat bahwa target 2030 telah dijanjikan oleh Brasil ketika menandatangani Perjanjian Paris pada 2015 di bawah Presiden Brasil, Dilma Rousseff.

Namun sejak itu deforestasi terus meningkat dari tahun ke tahun.

Bolsonaro Dinilai Hanya Berikan Janji Palsu

Lima belas senator AS, termasuk Bernie Sanders dan Elizabeth Warren juga mengirim surat kepada Biden soal tawaran Bolsonaro.

Surat tersebut berisi peringatan bahwa bantuan apapun yang diberikan kepada Brasil harus disesuaikan dengan hasil pengurangan deforestasi.

Para senator tersebut merujuk pada laporan Human Rights Watch 2019, salam suratnya.

Dimana dalam laporan tersebut disebutkan untuk bahwa deforestasi sebagian besar didorong oleh jaringan kriminal yang kuat yang menggunakan intimidasi dan kekerasan.

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Kecam Komentar Joe Biden atas Hutan Hujan Amazon dalam Debat Capres

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Tolak Vaksinasi Covid-19

Bahkan jaringan kriminal tersebut mendapat impunitas dalam melakukan kejahatan lingkungannya.

“Retorika dan kebijakan Presiden Bolsonaro telah secara efektif memberikan lampu hijau kepada penjahat berbahaya yang beroperasi di Amazon, memungkinkan mereka untuk secara dramatis memperluas aktivitas mereka,” kata para senator dalam surat.

Sementara itu, deforestasi Hutan Amazon mengalami peningkatan tajam dalam dua tahun sejak Bolsonaro menjabat.

Selain itu, Bolsonaro juga tercatat memangkas anggaran perlindungan lingkungan dan masyarakat adat.

Badan Antariksa Nasional Brasil pada tahun 2020 deforestasi Hutan Amazon melonjak ke level tertinggi selama 12 tahun.

Dimana 11.088 kilometer persegi hutan ditebang pada kurun satu tahun itu.

Bolsonaro Dikecam Negara Eropa

Meningkatnya deforestasi dan kebakaran Hutan Amazon telah menyebabkan konfrontasi antara Bolsonaro dan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Kemudian juga terjadi ancaman boikot dan divestasi dari perusahaan dan pengelola dana Eropa di Brasil.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Brasil Ricardo Salles menyebutkan dengan bantuan senilai $ 1 miliar per tahun dari AS dan negara lain, Brasil dapat mengurangi deforestasi hingga 40 persen.

Pernyataan tersebut mendapat cibiran dari para aktivis lingkungan.

Pasalnya, dana dari Norwegia dan Jerman senilai $ 540 juta pada 2019 tidak digunakan dan hanya menganggur di Dana Amazon Brasil.

Padahal dana tersebut ditunjuka untuk proyek pengurangan deforestasi.

“Jika pengurangan deforestasi benar-benar menjadi prioritas mereka, mereka akan menggunakan uangnya dalam dana Amazon,” jelas Marcio Astrini, aktivis lingkungan Brasil.

(Tribunnews.com/Triyo)