Negara Eropa Kelabakan Cari Gas Alternatif dari Rusia, Biaya Impor Naik hingga Enam Kali Lipat
Sementara UE dan Turkmenistan terus menjajaki kemungkinan kesepakatan gas, negosiasi sebelumnya hanya menghasilkan kemajuan yang terbatas.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM -- Ditutupnya perjanjian transit gas Rusia-Ukraina kini membuat negara-negara di Eropa kelabakan.
Negara-negara yang tergantung dari gas Rusia seperti Slowakia, Hongaria, Austria dan Moldova mengalami pukulan keras.
Slowakia mengumumkan keadaan darurat akibat beratnya krisis energi tersebut.
Bukan apa-apa, pemutusan jalur gas tersebut dilakukan pada 1 Januari 2025, di mana musim dingin sedang melanda daratan Eropa.
Pasokan pemanas ke masyarakat terancam persediaannya.
Baca juga: Uni Eropa Akan Kirim 30.000 Drone ke Ukraina, Amerika Serikat Kirim Senjata Rp8 Triliun
Jerman, kekuatan ekonomi Eropa yang telah meninggalkan energi nuklir pada tahun lalu, sangat terpukul karena tergantung pada energi impor juga.
Negara itu beralih ke impor gas dari Norwegia, yang memasok 43 persen gasnya pada tahun 2023.
Namun, impor ini datang dengan biaya yang mahal—harga melonjak hingga enam kali lipat dari harga rata-rata Eropa.
Mereka kelabakan mencari gas alternatif dari negara lain.
Untuk membantu mengatasi kekurangan tersebut, Eropa meningkatkan impor gas alam cair (LNG) dari AS dan pemasok global lainnya.
Meskipun LNG telah memberikan kelegaan sementara, ketergantungannya pada pasar global telah menimbulkan volatilitas harga, yang menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi energi yang lebih stabil dan berjangka panjang.
Perdana Menteri Slowakia Robert Fico mengecam UE atas apa yang disebutnya ketidakmampuannya mengatasi dampak ekonomi di seluruh blok dan mengklaim bahwa blok itu bisa runtuh.
Fico mengeluarkan peringatan pada hari Rabu dalam sebuah pesan video yang diunggah di Facebook tentang keputusan Ukraina baru-baru ini untuk menghentikan transit gas Rusia ke negara-negara anggota UE.
Ia Fico menuduh pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky "menyabotase kepentingan finansial Slowakia dan UE," dengan mengatakan penghentian transit dapat memicu krisis energi di seluruh blok dan mengakibatkan kerugian sekitar 70 miliar Euro (72 miliar dolar AS).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.