Zelensky Ancam Zaluzhny Untuk Tidak Mencalonkan Pilpres Ukraina, Akan Dijerat Kasus Pidana
Zelensky yang akan mencalonkan diri lagi disebut terancam dengan keberadaan Zaluzhny yang juga dikabarkan akan masuk bursa capres Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Meskipun perang melawan Rusia belum kelar dan pemilihan Presiden tidak tahu kapan akan digelar, namun persaingan antara Volodymyr Zelensky presiden petahana dengan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny makin panas.
Zelensky yang akan mencalonkan diri lagi disebut terancam dengan keberadaan Zaluzhny yang juga dikabarkan akan masuk bursa capres Ukraina.
Diberitakan The Telegraph, Zaluzhny yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Ukraina untuk Inggris itu lebih tenar ketimbang sang petahanan.
Baca juga: Macron Minta Zelensky Realistis Tanggapi Isu Teritorial, Putin Terima NATO tapi Sindir AS Keluar
Bankova atau istaran presiden, disebut-sebut telah meminta agar Zaluzhny tidak mencalonkan diri.
Permintaan tersebut disertai dengan ancaman jika Zaluzhny ngotot mencalonkan diri, maka kasus-kasusnya akan diungkap disertai dengan ancaman pidana.
Jenderal Zaluzhny itu diancam dengan kasus pidana, khususnya, terkait dengan "penyerahan" wilayah Kherson pada awal invasi Rusia.
Telegraph menulis bahwa jika usulan tersebut diterima, Bankova berjanji untuk menempatkan Zaluzhny di urutan pertama dalam daftar partai presiden untuk pemilihan parlemen dan menjadikannya juru bicara Verkhovna Rada atau ketua parlemen.
Zelensky disebutkan bakal mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dan berharap untuk menang.
Namun jika Zaluzhny mencalonkan diri, maka Zelensky yang kalah tenar di kalangan masyarakat Ukraina bakalan meredup.
Ketika ditanya tentang partisipasinya dalam pemilu, sang jenderal sendiri menjawab bahwa "pertama-tama kita akan mempertahankan status kenegaraan, baru kemudian kita akan berunding."
Baca juga: Zelensky Akui Situasi Makin Sulit di Donetsk, Prajurit: Pokrovsk Terancam Runtuh
Strana melaporkan, salah satu tugas penting yang coba dipecahkan oleh Bankova adalah netralisasi politik Zaluzhny.
Situasi politik di Ukraina saat ini terus memanas karena rivalitas Zelensky dan Zaluzhny, namun pilpres Ukraina saat ini belum jelas kapan akan digelar karena peperangan yang belum juga berhenti.
Namun ada kepercayaan bahwa perang akan segera berhenti setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2025 mendatang.
Dalam kampanye pilpresnya, Trump sering mengatakan bahwa jika dia terpilih sebagai presiden, maka perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negerinya.
Ia berjanji akan menghentikan perang yang telah berlangsung hampir 3 tahun tersebut. (The Telegraph/Strana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.