Media Iran Sebut Putra Mahkota Saudi Terlibat Plot Kudeta di Yordania
Pangeran Hamzah sempat dikenai tahanan rumah, pengawalnya dilucuti, para pembantu dekatnya ditangkap aparat keamanan Yordania yang loyal pada raja.
Editor: Setya Krisna Sumarga
“Tidak ada yang mendekati apa yang saya rasakan, syok, sakit dan marah, sebagai saudara dan wali keluarga Hashemite dan pemimpin dari orang-orang terkasih ini,” tambahnya.
Raja melanjutkan dengan mengatakan Yordania terbiasa menghadapi dan menang atas tantangan.
“Sepanjang sejarah kami, kami telah mengalahkan semua target yang mencoba merusak tanah air, dan kami keluar dari mereka lebih kuat dan lebih bersatu,” lanjutnya.
Ia menambahkan tantangan hari-hari terakhir ini bukanlah yang paling berbahaya bagi stabilitas negara - tapi itu yang paling menyakitkan bagi dirinya.
“Hamzah hari ini bersama keluarganya di istananya di bawah perlindungan saya,” kata Abdullah II.
“Dia telah berkomitmen di hadapan keluarga (Hashemite) untuk mengikuti jalan orang tua dan kakek neneknya, untuk setia pada pesan mereka, dan untuk menempatkan kepentingan Yordania, konstitusinya, dan hukumnya di atas semua pertimbangan lainnya," katanya.
Abdullah menyatakan penyelidikan akan dilakukan sesuai hukum, dan langkah selanjutnya akan diatur oleh kepentingan tanah air dan rakyat tetap setia pada mereka.
Istana Amman sudah bersikeras perselisihan itu diselesaikan di dalam keluarga, tetapi tantangan besar tampak bagi monarki sekutu barat yang telah lama dilihat sebagai kunci utama stabilitas regional.
Negara-negara Arab dan Amerika Serikat dengan cepat menyatakan dukungannya kepada Raja Abdullah.
Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Raja Abdullah dan membahas hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara.
Presiden mengatakan dia tidak peduli dengan situasi di Yordania.
“Saya menghubunginya (Raja Abdullah) untuk memberitahunya dia punya teman di Amerika. Tetap kuat,” tambah Biden.
Namun, dukungan internasional tidak banyak membantu menutupi masalah domestik yang dihadapi Amman.
Keberadaan Pangeran Hamzah tidak diketahui dan tidak ada tanda-tanda pihak berwenang telah membebaskan 18 tahanan lainnya, termasuk anggota salah satu suku kuat yang secara historis mendukung monarki.
Sementara itu, pihak berwenang telah memberlakukan perintah bungkam atas pelaporan dugaan plot, sebagai tanda sensitivitas bagaimana perselisihan itu dipersepsikan.
Riyadh tidak mengomentari spekulasi keterlibatan Pangeran Mohammad bin Salman di plot kudeta Yordania.(Tribunnews.com/FNA/xna)