Bentrok Ekstrimis Israel vs Palestina di Yerussalem Timur, Bermula dari Teriakan Matilah Orang Arab
Ratusan orang di Yerussalem Timur mengalami luka-luka setelah bentrokan antara ekstremis Israel dengan warga Palestina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan orang di Yerussalem Timur mengalami luka-luka setelah bentrokan antara ekstremis Israel dengan warga Palestina.
Ketegangan sudah lama terjadi di Yerussalem Timur dengan adanya koeksistensi antara Yahudi dengan Arab di wilayah itu.
Israel telah menduduki Yerussalem Timur sejak Perang Timur Tengah pada 1967 dan mengklaim sebagai ibu kota.
Di sisi lain, pihak internasional tidak mengakui bahkan Palestina menganggap Yerussalem Timur sebagai ibu kota negara jika telah merdeka nanti.
Bentrokan pecah pada Kamis (22/4/2021) malam waktu setempat, bermula dari aksi kelompok ekstremis Yahudi, Lehava.
Baca juga: Rudal Anti-pesawat Suriah Meleset dari Sasaran dan Meledak di Dekat Situs Nuklir Israel
Baca juga: Tentara Israel Bakar Diri, Alami Stres Pasca-Trauma karena Perang Gaza Palestina
Ratusan orang dari kelompok ultra-nasionalis Israel ini berjalan menuju pintu Gerbang Damaskus Kota Tua Yerussalem, tempat warga Palestina banyak berkumpul.
Dalam aksinya, kerumunan Lehava itu meneriakkan: "Matilah orang Arab."
Dilansir BBC, kedua kelompok saling bentrok dengan melemparkan botol hingga batu.
Polisi Israel berusaha membubarkan massa dengan meledakkan granat kejut, gas air mata, dan meriam air.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan sedikitnya 100 warga Palestina terluka, sementara polisi mengatakan 20 petugas terluka serta lebih dari 50 orang ditangkap dalam insiden ini.
Menurut laporan Al Jazeera, ada 105 orang Palestina yang terluka dan 20 dari mereka dirawat di rumah sakit.
Selain menerikkan 'Matilah orang Arab', warga Israel juga membawa spanduk bertuliskan 'Matilah Teroris'.
Warga Palestina yang mendengar aksi itu langsung berkumpul di area Gerbang Damaskus.
Ketegangan di Yerussalem Timur meningkat sejak awal Ramadhan pada 13 April lalu.