Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Kelompok Pemberontak FACT Chad dan Apa Tujuan Mereka? Ini Penjelasannya

Jadi siapa FACT, kelompok di balik pemberontakan terbaru, dan apa yang mereka inginkan? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Siapa Kelompok Pemberontak FACT Chad dan Apa Tujuan Mereka? Ini Penjelasannya
ANADOLU AGENCY MELALUI AFP
Anggota Angkatan Darat Chad terlihat selama operasi melawan pemberontak di Ziguey, Wilayah Kanem, Chad pada 19 April 2021. Tentara Chad mengumumkan Minggu malam bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 300 pemberontak di bagian utara Negara Afrika Tengah. Pemberontak berasal dari The Front for Change and Concord in Chad (FACT), kata militer dalam siaran pers. 

Al Jazeera berbicara dengan Jerome Tubiana, seorang peneliti yang berspesialisasi dalam Chad untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci tersebut.

Jadi siapa FACT, kelompok di balik pemberontakan terbaru, dan apa yang mereka inginkan?

Berikut ini Tribunnews rangkum hasil wawancara tersebut:

Al Jazeera : Kapan FACT dibentuk dan siapa yang dipimpinnya?

Jerome Tubiana : Pendiri dan pemimpinnya adalah Mahamat Mahadi Ali, seorang pemberontak lama.

Ia pertama kali bergabung dengan gerakan pemberontak pada 1978, ketika dia berusia 14 tahun.

Sejak itu, dia bergabung dengan pemberontakan melawan rezim berturut-turut yang berbeda di Chad.

Berita Rekomendasi

Mahamat Mahadi Ali tinggal di pengasingan di Prancis dan menjadi anggota Partai Sosialis Prancis.

Mahamat Mahadi Ali adalah bagian dari Persatuan Kekuatan untuk Demokrasi dan Pembangunan (UFDD).

Pemimpinnya adalah Mahamat Nouri yang memimpin aliansi pemberontak dan hampir menggulingkan Deby pada 2008.

Pada 2015, Nouri yang juga berada di pengasingan di Prancis mengirim Mahadi ke Libya untuk mengambil kembali kendali atas para pejuang UFDD di sana, atas tuntutan Misratis.

Saat itu, Libya dilanda perang saudara antara koalisi "Libya Dawn" yang didukung Misrati di barat dan operasi "Dignity" di bawah Khalifa Haftar di timur.

Situasi ini membuat orang Chad menjadi tentara bayaran bagi kedua belah pihak.

Sesampai di sana, Mahadi melihat bahwa Nouri tidak begitu populer di kalangan pasukan UFDD dan berusaha memaksakan diri sebagai pemimpinnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas