Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain KRI Nanggala, Ini 8 Kapal Selam dari Berbagai Negara yang Pernah Kecelakaan dan Tenggelam

Selain kapal selam KRI Nanggala 402, kejadian serupa juga pernah menimpa kapal selam negara lain. 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Selain KRI Nanggala, Ini 8 Kapal Selam dari Berbagai Negara yang Pernah Kecelakaan dan Tenggelam
AFP
Foto yang diambil pada tanggal 5 Oktober 2017 ini menunjukkan kapal selam Cakra Indonesia KRI Nanggala berlayar dari pelabuhan di Cilegon, Banten. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kapal selam KRI Nanggala 402 dengan 53 awak dinyatakan hilang di perairan Selat Bali sejak hari Rabu (21/4/2021).

Kabar terbaru hari ini, kapal selam buatan Jerman tahun 1977 yang mulai dioperasikan TNI Angkatan Laut sejak 1981 itu dinyatakan tenggelam dan sejumlah barang dari kapal ditemukan mengapung di permukaan laut.

Selain kapal selam KRI Nanggala 402, kejadian serupa juga pernah menimpa kapal selam negara lain. 

Baca juga: Bukan Ledakan, Kapal Selam KRI Nanggala-402 Mengalami Keretakan Besar

Berikut beberapa kecelakaan tragis kapal selam yang lainnya yang pernah terjadi.

1. Rusia

Empat belas pelaut tewas di dalam kapal selam nuklir Rusia di Laut Barents pada 2 Juli 2019 karena asap beracun akibat kebakaran.

Kremlin tidak mengungkapkan nama kapal selam itu, tetapi media Rusia menyebut nama kapal selam penelitian bertenaga nuklir adalah “Losharik,” yang dirancang untuk misi sensitif hingga ke kedalaman 910 meter.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya pada 8 November 2008, Rusia juga kehilangan 20 pelaut yang ada di dalam kapal selam bertenaga nuklir “Nerpa,” yang merupakan bagian dari Armada Pasifik negara itu, setelah terpicunya secara tidak sengaja sistem pemadam kebakaran di kapal naas itu.

Namun kecelakaan kapal selam yang paling banyak menelan korban jiwa di Rusia adalah tenggelamnya kapal selam “Kursk” pada 12 Agustus 2000 yang menewaskan 118 awaknya.

2. Argentina

Kapal selam Argentina “San Juan” hilang pada 15 November 2017 dan menewaskan seluruh awak yang berjumlah 44 orang ketika sedang dalam perjalanan pulang ke pangkalannya di Mar del Plata setelah mengikuti latihan militer.

Puing-puing kapal selam itu ditemukan setahun kemudian dalam operasi pencarian “Ocean Infinity of the US” di kedalaman sekitar 900 meter, di bagian timur Semenanjung Valdes, Patagonia.


Suatu penyelidikan menemukan bahwa bencana itu disebabkan ketidakefisienan komandan Angkatan Laut dan keterbatasan anggaran, bukan karena serangan atau tabrakan.

Kapal selam yang sebelumnya terpotong dalam dua bagian itu disatukan kembali pada tahun 2008-2014, dan para pakar sudah mengingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan keselamatan awak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas