Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Covid-19 di India Ekstrem? Ini Catatan Dokter Universitas Bradford Inggris

Kombinasi varian Inggris yang menjadi dominan dan varian "mutan ganda" baru yang muncul telah membanjiri India jadi pemicunya.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Mengapa Covid-19 di India Ekstrem? Ini Catatan Dokter Universitas Bradford Inggris
Sajjad HUSSAIN / AFP
Orang-orang menunggu bus di terminal bus di New Delhi pada 19 April 2021, untuk berangkat ke tempat asal mereka saat India berjuang melawan lonjakan pemecah rekor dalam infeksi virus korona Covid-19 yang telah memaksa ibu kota diisolasi selama seminggu. 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – India memecahkan rekor kasus Covid-19 dan tingkat kematiannya yang begitu membeludak selama empat hari terakhir.

Kombinasi varian Inggris yang menjadi dominan dan varian "mutan ganda" baru yang muncul telah membanjiri India jadi pemicunya.

Dr Amir Khan, dokter di Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Bradford Inggris membuat catatan khusus di situs Aljazeera.com, Minggu (25/4/2021).

Menurutnya, ada yang tidak beres di India. Saat ini, negara tersebut telah melaporkan 346.786 kasus baru Covid -19 selama 24 jam sebelumnya, dengan 2.624 kematian.

Ini jumlah korban harian tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai tahun lalu. Secara keseluruhan, hampir 190.000 orang telah meninggal akibat corona di negara itu. Sementara lebih dari 16,6 juta orang telah terinfeksi.

Wabah baru di India sangat parah sehingga rumah sakit kehabisan oksigen dan tempat tidur, dan banyak orang yang sakit ditolak.

Baca juga: China, India, AS dan Eropa Siap Bantu India Hadapi Gempuran Covid-19

Baca juga: Tokoh Jammu Kashmir Serukan Solidaritas Nasional India Hadapi Gempuran Covid-19

Baca juga: Krisis Covid-19 India Makin Parah, Rumah Sakit Mulai Putus Asa, Stok Oksigen Menipis

Baca juga: Setiap 5 Menit 1 Orang di New Delhi India Meninggal Karena Covid-19

Larangan Penerbangan dari dan ke India

BERITA TERKAIT

Selandia Baru, Hong Kong, Inggris, dan AS telah melarang penerbangan langsung ke dan dari India, atau telah menyarankan warganya untuk tidak bepergian sama sekali; dan daftarnya mungkin bertambah panjang.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang ingin mengamankan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan negara tersebut, terpaksa membatalkan rencana perjalanan ke India minggu ini.

Ia berencana bertemu Presiden India Narendra Modi secara virtual. Untuk negara di mana jumlah COVID tampak menurun drastis hanya beberapa minggu yang lalu, apa yang salah di India?

Menurut Amir Khan, varian India, yang dikenal sebagai B.1.617, tampaknya mendatangkan malapetaka di negara tersebut.

Sejak 15 April, India telah melaporkan lebih dari 200.000 kasus virus korona setiap hari dan ibukotanya, Delhi, baru-baru ini mengumumkan isolasi selama seminggu.

"Jika kita tidak memberlakukan penguncian sekarang, kita mungkin menghadapi bencana yang lebih besar," kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pada 19 April.

Paling mengkhawatirkan, menurutnya, tempat tidur dan persediaan oksigen di rumah sakit tipis. Laporan pasien yang sakit ditolak rumah sakit berlimpah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas