Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Situasi Covid-19 di India: Rumah Sakit Penuh, Oksigen Dijual di Pasar Gelap dengan Harga Tinggi

Situasi Covid-19 memburuk di India. Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Orang-orang mengandalkan pasar gelap untuk mencari oksigen dan obat-obatan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Situasi Covid-19 di India: Rumah Sakit Penuh, Oksigen Dijual di Pasar Gelap dengan Harga Tinggi
Narinder NANU / AFP
Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. Situasi Covid-19 memburuk di India. Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Orang-orang mengandalkan pasar gelap untuk mencari oksigen dan obat-obatan 

Namun beberapa janji pasokan yang memadai dari pemerintah gagal membuahkan hasil di lapangan.

Ahli epidemiologi Dr Lalit Kant mengatakan, keputusan untuk meningkatkan produksi sudah terlambat dan pemerintah seharusnya bersiap untuk gelombang kedua.

"Tapi entah kenapa obat itu tersedia di pasar gelap, jadi ada beberapa kebocoran di sistem suplai yang belum bisa disambungkan oleh regulator," ujarnya.

"Kami tidak belajar apa-apa dari gelombang pertama."

Obat lain yang sangat diminati adalah tocilizumab.

Tocilizumab biasanya digunakan untuk mengobati radang sendi tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa obat itu dapat mengurangi kemungkinan pasien yang sangat sakit untuk menggunakan ventilator.

Dokter meresepkan obat tersebut kebanyakan untuk pasien yang sakit parah.

Berita Rekomendasi

Tapi obat itu sudah menghilang dari pasaran.

Cipla, perusahaan India yang mengimpor dan menjual obat tersebut, telah berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Biasanya harganya sekitar 32.480 rupee (Rp 6,2 juta) untuk botol 400mg.

Tetapi Kamal Kumar membayar 250.000 rupee (Rp 48,4 juta) untuk membeli satu dosis untuk ayahnya.

Dia mengatakan harganya "sangat mengejutkan" tetapi dia tidak punya pilihan lain selain membelinya.

Tetapi tidak banyak orang di India yang mampu membeli obat itu.

Pakar kesehatan masyarakat Anant Bhan mengatakan pemerintah seharusnya membeli obat dalam jumlah besar.

"Tidak banyak yang mampu membayar harga resmi obat, lupakan harga pasar gelap. Kondisi ini menunjukkan tidak ada perencanaan. Pemerintah gagal mengantisipasi gelombang dan merencanakannya," katanya.

"Orang-orang dibiarkan bergantung pada nasib mereka sendiri."

Obat Palsu

Remdesivir palsu juga beredar di pasar gelap.

Ketika BBC menanyai seorang pengedar mengapa obat yang dia tawarkan tampak palsu karena perusahaan yang memproduksinya tidak ada dalam daftar perusahaan yang memiliki izin untuk memproduksinya di India, penjual itu hanya menjawab bahwa itu "100% asli".

Kemasannya juga penuh dengan typo.

Tapi si penjual mengangkat bahu dan hanya menyuruh untuk memeriksanya di laboratorium mana pun.

Tetapi keputusasaan membuat mereka mau membeli bahkan obat-obatan yang meragukan, beberapa telah ditipu juga.

Orang-orang terus-menerus membagikan nomor telepon supplier yang dapat memberikan apa saja mulai dari oksigen hingga obat-obatan.

Tetapi tidak semua nomor ini diverifikasi.

Seorang pekerja IT, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa dia sangat perlu membeli tabung oksigen dan remdesivir, dan dia mendapat petunjuk dari Twitter.

Ketika dia menghubungi orang tersebut, dia diminta untuk membayar 10.000 rupee (Rp1,9 juta) sebagai pembayaran di muka.

"Saat saya mengirim uang, orang tersebut memblokir nomor saya," katanya.

Keputusasaan mendorong orang untuk mempercayai apa pun pada saat dibutuhkan dan itu tampaknya memicu pasar gelap.

Beberapa pemerintah negara bagian telah berjanji untuk menindak pemasaran gelap remdesivir dan beberapa penangkapan juga telah dilakukan.

Tapi pasar gelap tetap ada.

Tiwari mengatakan orang-orang seperti dia tidak punya pilihan selain membayar lebih.

"Anda tidak bisa dirawat di rumah sakit, dan sekarang Anda tidak bisa menyelamatkan orang yang Anda cintai bahkan di rumah."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar situasi Covid-19 di India

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas