Teheran Tolak Laporan Pejabat Iran Bertemu Direktur CIA di Baghdad
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan AS tidak punya pilihan lain selain menghapus semua sanksi atas Iran.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menolak laporan yang menyebut terjadi pertemuan diplomat Iran dan Direktur CIA di Baghdad.
Dikutip kantor berita FARS, Rabu (28/4/2021), Saeed Khatibzadeh menyebut laporan itu berita palsu dan contoh jurnalisme kuning.
Seorang analis American Enterprise Institute, Michael Rubin, mengklaim di situs web 19FortyFive, pejabat Iran telah bertemu Direktur CIA, William Burns di Baghdad.
Berdasarkan laporan media, Burns meninggalkan Baghdad beberapa hari sebelum kedatangan delegasi Iran, yang dipimpin Menlu Javad Zarif, untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Irak.
Seorang juru bicara CIA juga menolak laporan itu, dan menyebutnya kabar palsu. Zarif berangkat ke Irak dan Qatar untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior Irak dan Qatar tentang perkembangan regional terbaru.
Baca juga: Perahu Tempur Iran Potong Laju Kapal Perang AS di Teluk Persia
Dia mengadakan pertemuan terpisah dengan pejabat tertinggi Irak, termasuk presiden, perdana menteri, ketua parlemen dan mitranya.
Dalam konferensi pers dengan mitranya dari Irak Fuad Hussein di Baghdad pada Senin, Zarif meminta pemerintahan Presiden AS Joe Biden lebih bijaksana.
Ia meminta Washington kembali ke kesepakatan nuklir, serta menegaskan Teheran tidak mengadakan pembicaraan langsung dengan AS.
“Hari ini kami memiliki kesempatan untuk berbicara tentang pembicaraan nuklir antara Iran dan negara-negara G4 + 1 (empat anggota Dewan Keamanan PBB - China, Rusia, Inggris dan Prancis - plus Jerman),” kata Zarif.
“Tentu saja, Amerika ada di Wina dan kami tidak berbicara dengan AS. Tetapi kami telah melakukan pembicaraan yang sangat baik tentang implementasi kesepakatan nuklir,” imbuhnya.
“Kami berharap pemerintahan AS yang baru dapat kembali ke kesepakatan nuklir secepat mungkin,” tegasnya sembari menyatakan kesiapan iran mematuhi kewajiban perjanjian.
Baca juga: Iran Takkan Berunding Langsung dengan AS Terkait Kesepakatan Nuklir
Terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan AS tidak punya pilihan lain selain menghapus semua sanksi atas Iran. Ia menambahkan Washington mengakui kegagalan perang ekonomi melawan bangsa Iran.
“Tidak ada cara lain (bagi AS) selain setuju dengan Iran dan mencabut sanksi hari ini dan ini adalah sukses besar bagi rakyat Iran,” kata Rouhani.
“Hari ini dengan perlawanan rakyat dan instruksi Pemimpin Tertinggi, seluruh dunia dan AS sendiri mengakui bahwa perang ekonomi telah dikalahkan," katanya dikutip kantor berita FARS.
“Perluasan kegiatan dan peningkatan jumlah perusahaan berbasis pengetahuan di negara tersebut telah mengubah ekonomi Iran,” lanjutnya.
Dalam sambutan yang relevan pada Maret, Rouhani mengatakan musuh telah menyusun tekanan maksimum melalui sanksi untuk mengalahkan bangsa Iran.
Tetapi perlawanan maksimum bangsa itu telah membawa kehormatan lain bagi Iran.
"Musuh (AS) merancang tekanan maksimum melalui sanksi untuk membuat bangsa Iran bertekuk lutut," kata Rouhani. "Tetapi bangsa itu meninggikan kehormatan lain bagi Iran," tegas Rouhani.
Dia mengatakan sanksi kejam AS berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat. Ia menyerukan upaya terkoordinasi tiga cabang lembaga Islam untuk mengurangi tekanan ekonomi pada rakyat.(Tribunnews.com/FARS/xna)