Untuk Mengurangi Gas Efek Rumah Kaca, Jepang Bersiap Menghidupkan Kembali Reaktor Nuklirnya
Tiga reaktor nuklir Jepang berusia 40 tahun yang tidak aktif telah disetujui untuk kembali beroperasi pada hari Rabu (28/4/2021).
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tiga reaktor nuklir Jepang berusia 40 tahun yang tidak aktif telah disetujui untuk kembali beroperasi pada hari Rabu (28/4/2021).
Langkah tersebut dilaporkan secara luas oleh media Jepang terutama dalam rangka memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 46% dari level 2013 hingga 2030.
Dilansir Asia Times, Gubernur Tatsujui Sugimoto dari Prefektur Fukui menyetujui dimulainya kembali reaktor Tenaga Listrik Kansai Unit 1 dan 2 pada pembangkit listrik tenaga nuklir Takahama.
Sebelumnya,otoritas peraturan nuklir Jepang telah menyetujui rencana tersebut pada tahun 2016 untuk tiga unit beroperasi di luar batas 40 tahun, tetapi serangkaian persetujuan politik lokal diperlukan.
Baca juga: Anak Muda Jepang 20 Tahunan Juga Beresiko Kehilangan Nyawa Jika Terkena Mutan Baru Corona
Baca juga: Iran Takkan Berunding Langsung dengan AS Terkait Kesepakatan Nuklir
Walikota Mihama dan Takahama mengacungkan jempol pada Februari lalu.
Selanjutnya, majelis prefektur Fukui memberikan keputusan tersebut pada Jumat lalu.
Tokyo tampaknya telah memberi Sugimoto pukulan terakhir.
Menteri Perindustrian Hiroshii Kajiyama mengatakan kepada Sugimoto bahwa Jepang akan terus menggunakan energi atom secara berkelanjutan di masa depan dan menjanjikan hibah sekitar 2,5 miliar yen untuk memulai kembali reaktor yang lebih tua dari empat dekade.
Berbagai rintangan politik yang harus dilompati untuk mencapai keputusan tersebut untuk menenangkan ketidakpercayaan publik terhadap energi nuklir yang melonjak setelah 2011.
Baca juga: Gelombang Pandemi Ke-5 di Jepang Capai Puncak November 2021 Bila Tidak Divaksin
Baca juga: Enam Prefektur di Jepang Besok Berlakukan Tindakan Prioritas Covid-19
Peristiwa Meledaknya Reaktor Nuklir
Pasalnya pada 2011, reaktor Fukushima meledak dan jadi sorotan dunia.
“Pasti akan ada penolakan,” kata Tosh Minohara dari Sekolah Pascasarjana Hukum di Universitas Kobe.
“Tapi Jepang benar-benar memperkuat regulasi setelah Fukushima dan orang Jepang mau menerima, pada akhirnya apa yang dikatakan pemerintah kepada mereka jadi sekarang ini tentang mendorong publik untuk menerimanya.” imbuh Tosh.
Dalam hal peraturan yang diadopsi setelah 2011, umur reaktor merupakan masalah utama dan tetap menjadi pusat dilema nuklir Jepang.
Baca juga: Salah Satu Orang Terkaya di Jepang Dibunuh Isterinya Mantan Artis JAV
Baca juga: Gubernur Fukui Jepang Setujui Operasi Kembali 3 Reaktor Nuklir di Takahama dan Mihama