Piknik ke kawasan Timur Tengah Kini Semakin Mudah Izinnya
Kedatangan pelancong internasional di kawasan paling dinamis di dunia ini tumbuh paling cepat, dan dua kali lipat rata-rata global.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Perjalanan wisata ke sebagian besar negara Timur Tengah bakal semakin mudah. Syarat visa yang lebih lunak, sistem transportasi yang semakin terkoneksi, menjanjikan kunjungan wisata lebih banyak ke wilayah ini.
Laporan panjang tentang wisata dikutip dari Aljazeera.com, Minggu (2/5/2021), menyebutkan, reformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Timur Tengah akan membuat perjalanan lebih mudah, begitu dunia terbuka lagi.
Kedatangan pelancong internasional di kawasan paling dinamis di dunia ini tumbuh paling cepat, dan dua kali lipat rata-rata global. Data dikutip dari laporan Organisasi Pariwisata Dunia PBB.
Arab Saudi sudah lama menjadi tempat yang menantang untuk dikunjungi bagi para pelancong biasa. Pada September 2019, negara itu mulai mengeluarkan visa turis untuk pertama kalinya.
Sebelumnya, hanya jamaah Muslim, pekerja tetap, dan pelancong bisnis yang dapat memasuki Arab Saudi.
Baca juga: Daftar 7 Tempat Paling Terpencil di Dunia, Socotra Dijuluki Pulau Alien
Tetapi sekarang, wisatawan dari 49 negara di Amerika Utara, Eropa, dan Asia dapat mengajukan visa online seharga 440 riyal Saudi ($ 120), atau mendapatkannya pada saat kedatangan.
Televisi pemerintah Saudi melaporkan negara itu menyambut 24.000 pengunjung dalam 10 hari pertama setelah peluncuran visa turis.
Saudi Target 100 Juta Turis pada 2030
Mereka bertekad mendatangkan 100 juta turis setiap tahun pada 2030. Arab Saudi merupakan 80 persen wilayah daratan Semenanjung Arab, berbatasan dengan tujuh Negara.
Perjalanan lintas wilayah, misalnya antara situs Nabataean Hegra dan Petra di Yordania, mungkin untuk pertama kalinya bisa dijajal.
Pada September 2020, Uni Emirat Arab dan Bahrain menandatangani Perjanjian Abraham dengan Israel, menandai normalisasi publik pertama dari hubungan antara Israel dan negara Arab sejak 1990-an.
Langkah tersebut memungkinkan para pelancong untuk naik penerbangan langsung antar negara, yang sebelumnya tidak memungkinkan.
Sharon Bershadsky, Direktur Kantor Pariwisata Israel di Inggris, mengatakan 67.000 turis Israel mengunjungi Dubai setelah penerbangan langsung diperkenalkan pada akhir November.
Pandemi Covid-19 yang melonjak, sementara ini menahan warga bepergian melancong.