POPULER Internasional: Roket China Meluncur Tak Terkendali | Pejabat India Bantah Kekurangan Oksigen
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya roket China yang meluncur tak terkendali dan diprediksi akan segera jatuh ke bumi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal internasional dapat disimak di sini.
Roket Long March 5B milik China dilaporkan meluncur tak terkendali dan diprediksi akan jatuh ke bumi tak lama lagi.
Kini, markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat Pentagon mulai melacak objek tersebut sebelum terjadi benturan.
Sementara itu, militer Rusia dikabarkan akan melakukan tiga uji tembak Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat.
Dua warga negara Amerika Serikat dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Italia setelah keduanya dinyatakan bersalah membunuh seorang petugas keamanan Italia pada musim panas 2019.
Di India, seorang pejabat senior dari pemerintah federal India mengatakan, tidak ada kekurangan oksigen di New Delhi maupun di daerah lain di India meski beberapa rumah sakit yang tak jauh dari Ibukota mengirim pesan putus asa karena kehabisan oksigen yang membahayakan nyawa pasien.
1. Roket Milik China Meluncur Tak Terkendali dan Segera Jatuh ke Bumi, Pentagon Tengah Lacak Posisinya
Roket Long March 5B milik China dilaporkan meluncur tak terkendali dan diprediksi akan jatuh ke bumi tak lama lagi.
Kini, markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat Pentagon mulai melacak objek tersebut sebelum terjadi benturan.
Dilansir Independent, tak banyak yang diketahui tentang objek yang diluncurkan 29 April 2021 lalu itu.
Otoritas China tidak memberi banyak informasi mengenai roket itu maupun perjalanan luar angkasa mereka.
Departemen Pertahanan AS memperkirakan bagian roket akan jatuh ke Bumi pada hari Sabtu (8/5/2021).
Tetapi belum diketahui di mana atau kapan tepatnya.
"Di mana roket akan jatuh tidak bisa dilihat hingga beberapa jam sebelum masuknya kembali ke bumi," ujar Pentagon pada hari Selasa (4/5/2021).
Aerospace Corp memprediksi puing-puing roket akan menghantam Pasifik dekat Khatulistiwa setelah melewati kota-kota Amerika Serikat bagian timur.
Orbitnya mencakup sebagian besar planet dari Selandia Baru ke Newfoundland.
Biasanya, bagian roket akan terbakar di atmosfer sebelum menabrak Bumi.
2. Rusia Akan Segera Uji Tembak Sarmat, Rudal Balistik Terbesar di Dunia
Militer Rusia dikabarkan akan melakukan tiga uji tembak Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat.
"Tiga peluncuran ICBM Sarmat akan dilakukan sebagai bagian uji pengembangan penerbangan pada 2021," kata beberapa sumber kantor berita TASS yang tidak disebutkan namanya.
Kutipan informasi itu dirilis laman berita Southfront.org, Kamis (6/5/2021). Laman berita ini aktif mengupdate info militer dan konflik bersenjata di berbagai negara di dunia.
“Peluncuran pertama Sarmat dalam rangka uji pengembangan penerbangan akan dilakukan tentatif pada kuartal ketiga 2021, lapangan Kura di Kamchatka akan menjadi target,” kata sumber lain.
Sumber tersebut mengatakan kepada TASS, ketiga peluncuran akan dilakukan dari silo di pusat ruang angkasa Plesetsk di barat laut Rusia.
Satu rudal mungkin akan ditembakkan pada jarak maksimumnya. Uji tembak lebih serius akan dimulai pada 2022.
Resimen pertama pasukan rudal Sarmat akan memasuki layanan tempurnya di Angkatan Bersenjata Rusia akhir tahun ini.
"Kementerian Pertahanan sudah membeli rudal yang diproduksi secara serial," sumber TASS menambahkan.
Rudal RS-28 Sarmat menyulut kehebohan di kalangan barat, setelah media Inggris Daily Mail menulis laporan yang luar biasa tentang masalah tersebut.
Mereka memberi judul dan teks "Rusia mengumumkan tiga tes super nuke hipersonik Setan 2 pilihan Putin yang tak terkalahkan, yang mampu memusnahkan wilayah seluas Inggris dan Wales.”
3. Membunuh Carabinieri, Dua Warga AS Dihukum Seumur Hidup di Italia
Dua warga Negara AS, Finnegan Lee Elder dan Gabriel Natale-Hjorth dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Italia.
Keduanya dinyatakan bersalah membunuh seorang petugas keamanan Italia pada musim panas 2019. Korban, Mario Cerciello Rega, adalah perwira pasukan paramiliter Carabinieri Italia.
Pembunuhan terjadi sesudah terjadi konflik terkait jual beli obat bius. Vonis oleh juri pengadilan Italia dijatuhkan Rabu (5/5/2021) waktu setempat.
Setelah musyawarah selama lebih dari 12 jam, juri menjatuhkan hukuman yang paling berat kepada Elder dan Natale-Hjorth menurut hukum Italia.
Mereka segera dibawa keluar dari ruang sidang setelah pengumuman tersebut. Elder dan Natale-Hjorth dinyatakan bersalah atas pembunuhan, penyerangan, melawan pejabat publik dan pemerasan.
Mereka didakwa mencuri tas punggung dari pengedar narkoba. Elder secara terpisah didakwa membawa pisau serang yang dilarang di Italia.
Jaksa dalam persidangan, menyatakan Elder telah menikam Rega sekitar 11 kali dengan pisau yang dia peroleh di California.
Sedangkan Natale-Hjorth membantu Elder menyembunyikan senjata pembunuhan di kamar hotel mereka setelah pembunuhan Juli 2019.
Renato Borzone, pengacara Elder, berkomentar selama persidangan yang berlangsung 14 bulan, Elder telah didiagnosis masalah kesehatan mental.
Ia mengalami paranoia yang ekstrem. Dengan demikian, Borzone berpendapat Elder telah mengalami situasi mengejutkan ketika berhadapan dengan Rega.
4. Masyarakat India Putus Asa Cari Bantuan Oksigen, Pejabat Justru Klaim Tak Ada Kekurangan
Seorang pejabat senior dari pemerintah federal India mengatakan, tidak ada kekurangan oksigen di New Delhi maupun di daerah lain di India, pada Senin (3/5/2021).
Padahal, di saat bersamaan, beberapa rumah sakit yang tak jauh dari Ibukota mengirim pesan putus asa karena kehabisan oksigen yang membahayakan nyawa pasien.
Anak-anak yang terpapar Covid-19 di salah satu rumah sakit India akhirnya mendapat persediaan oksigen tepat waktu, setelah seorang politisi lokal turun tangan.
Hal ini dibenarkan oleh kepala dokter spesialis anak di rumah sakit tersebut.
Namun, ia menyayangkan sikap pemerintah federal yang berulang kali menegaskan tidak ada kekurangan oksigen di India.
Baca juga: Warga India Berlarian Cari Oksigen, Ternyata Anggaran untuk Sektor Kesehatan di India Hanya 1 Persen
Baca juga: Lonjakan Covid-19 di India, Ilmuwan Peringatkan Gelombang Selanjutnya
Pejabat senior dari Kementerian Dalam Negeri India, Piyush Goyal menyebut, India tidak kekurangan oksigen.
Menurutnya, pasokan oksigen untuk masyarakat hanya mengalami sedikit masalah pengiriman.
"Kami hanya menghadapi masalah dalam pengirimannya," kata Piyush Goyal, dikutip dari BBC.
Piyush Goyal juga menyarankan agar rumah sakit memastikan penggunaan oksigen dengan bijak yang sesuai dengan aturannya.
Sementara, beberapa dokter yang telah berbicara dengan BBC mengatakan, mereka memberikan oksigen hanya kepada pasien yang membutuhkannya, tetapi jumlahnya tidak cukup.
(Tribunnews.com)