Guru di China Jambak Rambut Siswa hingga Kulit Kepala Terkelupas, Ini Pemicunya
Seorang guru sekolah dasar di China tega menghukum muridnya dengan menarik rambut hingga berakhir fatal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru sekolah dasar di China tega menghukum muridnya dengan menarik rambut hingga berakhir fatal.
Dilansir SCMP, guru itu telah ditangkap karena diduga menarik paksa rambut murid laki-laki berusia 9 tahun dengan keras hingga kulit kepalanya terkelupas.
Kekerasan itu membuat kulit kepala dengan tengkorak korban terpisah hingga menyebabkan pendarahan internal dan bengkak.
Polisi di Pingdingshan, Provinsi Henan memenjarakan guru bermarga Chang pada Sabtu lalu.
Kejadian pada 5 Maret itu bermula saat Chang, guru di Sekolah Dasar Xinhua mendapati muridnya bermarga Yuan dan dua teman sekelasnya sedang bicara saat ia berada di kelas.
Baca juga: Puluhan WNA China Masuk di Tengah Larangan Mudik, Pengamat: Persepsi Seolah Pemerintah Membebaskan
Baca juga: Saat Pelarangan Mudik Berlaku, Puluhan WNA China Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Begini Nasibnya
Chang kemudian menghukum ketiga murid itu dengan menarik rambut dan menyeret mereka ke depan kelas.
"Rambut anak saya pendek. Ketika guru menjambak rambutnya untuk pertama kali, anak saya mundur. Guru mungkin mengira dia melawan, lalu menarik rambutnya lagi," kata ibu Yuan.
"Malam itu, anak saya pusing dan mual. Dia menceritakan apa yang terjadi padanya di sekolah," kata ibu tersebut.
Betapa kaget sang ibu saat melihat kulit kepala anaknya bengkak dan dia mengeluh sakit.
Ibu itu langsung menelepon guru yang telah melakukan kekerasan fisik kepada Yuan.
Pada 7 Maret, pembengkakan telah menyebar hingga menutupi separuh kepala bocah itu.
Ibunya membawanya ke rumah sakit dan dokter menerangkan bahwa pembengkakan itu disebabkan oleh pendarahan internal.
Bocah malang tersebut mengalami demam setelah meninggalkan rumah sakit.
"Tagihan medis dibayar oleh guru. Dia bilang dia merasa menyesal dan bersalah. Dia berharap kami akan memaafkannya. Tapi saya tidak bisa memaafkannya," kata ibu Yuan.