Jurnal Lancet Prediksi Angka Kematian Akibat Covid di India Capai 1 Juta pada Agustus 2021
Editorial jurnal medis Lancet memprediksi angka kematian akibat Covid-19 di India bisa mencapai 1 juta pada Agustus 2021.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Editorial jurnal medis Lancet mengutip perkiraan Institute for Health Metrics and Evaluation - pusat penelitian kesehatan global independen dari Universitas Washington memprediksi kematian akibat Covid-19 di India bisa mencapai 1 juta pada Agustus 2021.
"Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan, India akan mengalami 1 juta kematian yang mengejutkan akibat COVID-19 pada 1 Agustus," terang Lancet, seperti dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.
"Jika prediksi itu terjadi, pemerintah dalam hal ini Perdana Menteri Narendra Modi akan bertanggung jawab untuk memimpin kasus yang ditimbulkan sendiri, (yang merupakan) bencana nasional," imbuh Lancet.
Baca juga: NASA Kecam Sikap China terhadap Keamanan Luar Angkasa setelah Roketnya Jatuh di Samudera Hindia
Baca juga: Update Corona Global 10 Mei 2021: Jumlah Infeksi Covid-19 India 22,6 Juta dan Kasus Aktif 3,7 Juta
Pada Minggu (9/5/2021) kemarin, Kementerian Kesehatan India melaporkan 4.092 kematian selama 24 jam terakhir.
Angka ini menjadikan jumlah kematian keseluruhan menjadi 242.362.
Kasus baru naik 403.738 kasus dan meningkatkan jumlah kasus sejak awal pandemi menjadi 22,3 juta.
Selama empat bulan terakhir, India telah mencatatkan 10 juta kasus.
New Delhi telah berjuang untuk menahan wabah, yang telah membanjiri sistem perawatan kesehatannya.
Banyak ahli menduga kematian resmi dan jumlah kasus terlalu rendah.
Jurnal itu mengatakan, satuan tugas COVID-19 pemerintah belum bertemu selama berbulan-bulan ketika virus melonjak.
Baca juga: Lonjakan Covid-19 di India, Ilmuwan Peringatkan Gelombang Selanjutnya
Baca juga: Ilmuwan India Desak PM Modi Rilis Data Asli Jumlah Kasus Positif dan Kematian Akibat Covid-19
Awal bulan ini, Reuters melaporkan, forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah telah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari virus korona yang terjadi di negara itu.
Empat dari ilmuwan mengatakan, pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menghentikan penyebaran virus meskipun ada peringatan dari mereka.
Pemerintah mengizinkan festival keagamaan Hindu diikuti oleh jutaan orang.
Sementara Perdana Menteri Modi, pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dan politisi oposisi mengadakan rapat umum politik untuk pemilihan daerah.
Editorial meminta pemerintah India untuk mengadopsi strategi "dua cabang" untuk melawan epidemi dengan mempercepat vaksinasi nasional dan mengurangi penularan virus mematikan.
"Keberhasilan upaya itu akan bergantung pada pemerintah yang mengakui kesalahannya, memberikan kepemimpinan yang bertanggung jawab dan transparansi, dan menerapkan respons kesehatan masyarakat yang berlandaskan sains," katanya.
Baca juga: Vaksinasi Jadi Solusi Jangka Panjang Krisis Covid-19 di India
Transparansi lebih
Lancet mengatakan bahwa upaya Modi untuk menahan kritik "tidak bisa dimaafkan".
"Kadang-kadang, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi tampak lebih berniat menghapus kritik di Twitter daripada mencoba mengendalikan pandemi," kata Lancet.
India telah dihantam gelombang COVID-19 kedua dengan kasus dan kematian mencapai rekor tertinggi setiap hari.
Kondisi ini diperparah dengan jumlah oksigen yang kurang dan tidak tersedianya banyak tempat tidur rumah sakit, serta kamar mayat dan krematorium yang meluap.
Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya untuk kasus COVID-19 dan kematian bisa jauh lebih tinggi.
Sabtu kemarin (8/5/2021) Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kepada kantor berita AFP, varian B.1.617 COVID-19, yang pertama kali terdeteksi di India Oktober lalu.
Hal ini merupakan faktor yang berkontribusi pada bencana yang terjadi di negara terpadat kedua di dunia itu.
"Sudah banyak akselerator yang dimasukkan ke dalam ini," kata Soumya Swaminathan (62).
Ia menambahkan bahwa varian baru mungkin menghindari perlindungan vaksin.
Baca juga: India Rekrut Pensiunan Tenaga Medis Tentara Saat Lonjakan Kasus Covid-19
Banyak negara bagian India telah memberlakukan penguncian ketat selama sebulan terakhir.
Ibu Kota New Delhi memperpanjangnya pada Minggu untuk membendung lonjakan infeksi.
Sementara daerah yang lain telah mengumumkan pembatasan pergerakan publik dan menutup bioskop, restoran, pub, dan pusat perbelanjaan.
Modi mendapat tekanan untuk mengumumkan penguncian nasional serupa dengan yang diberlakukan selama gelombang pertama tahun lalu.
Dukungan telah mengalir dari seluruh dunia dalam bentuk tabung oksigen dan konsentrator, ventilator, dan peralatan medis lainnya untuk rumah sakit yang kewalahan.
Berita lain terkait Tsunami Covid-19 di India
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.