Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Roket Meluncur dari Jalur Gaza ke Bagian Selatan Israel

Serangan terjadi di tengah eskalasi kekerasan antara militer Israel dan warga Palestina di wilayah Yerusalem Timur.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Tiga Roket Meluncur dari Jalur Gaza ke Bagian Selatan Israel
abcnews.com
Rudal Iron Dome melesat sebelum menghancurkan serangan ancaman dari musuh di udara. 

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Tiga roket dilaporkan meluncur dari  Jalur Gaza ke wilayah Israel. Satu rudal berhasil dicegat sistem kubah besi (Iron Dome), Minggu (9/5/2021).

Serangan terjadi di tengah eskalasi kekerasan antara militer Israel dan warga Palestina di wilayah Yerusalem Timur.

Tiga roket lagi terbaru menargetkan bagian selatan negara Israel diluncurkan Senin (10/5/2021) pagi waktu setempat.

Akun resmi Pauskan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan peristiwa itu, tapi tidak memberikan detail kejadian. Sejauh ini, tidak ada korban atau kerusakan akibat serangan itu.

Sekitar setengah jam sebelumnya, IDF mengatakan sirene serangan udara telah berbunyi di Israel selatan.

Baca juga: Jokowi Desak Dewan Keamanan PBB Tindak Israel: Indonesia Akan Terus Berpihak Pada Rakyat Palestina

Baca juga: Penggusuran Warga Palestina di Yerusalem Ditunda setelah Bentrok dengan Polisi Israel

Pada Minggu, total empat roket ditembakkan ke arah Israel dari Gaza. Dua dari roket itu meledak di dalam Gaza, sementara satu dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome.

Pasukan Israel menargetkan posisi-posisi kelompok Hamas sebagai tanggapan atas serangan itu. Mereka memblokir zona penangkapan ikan di lepas pantai Gaza, mencegah kapal pukat Palestina melaut.

BERITA REKOMENDASI

Perkembangan lain, Israel secara tegas menolak tekanan berbagai pihak untuk tidak membangun permukiman baru di Yerusalem.

Hal ini ditegaskan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, walau beberapa hari terakhir terjadi kerusuhan di wilayah Palestina.

Kalangan internasional mengecam apa yang disebut pengusiran paksa yang direncanakan terhadap warga Palestina dari rumah-rumah di kota yang diklaim pemukim ilegal Yahudi.

Komentar Netanyahu datang pada Minggu ketika Kementerian Kehakiman Israel menunda sidang penting Senin ini terkait kasus penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

"Dalam semua situasi dan sehubungan dengan permintaan jaksa agung, sidang reguler untuk besok, 10 Mei 2021 (dibatalkan)," kata siara pers Kementerian Kehakiman Israel.

Ketegangan di lingkungan Sheikh Jarrah telah memicu konfrontasi harian dalam beberapa hari terakhir.

Washington mengatakan sangat prihatin dan menginginkan pihak berwenang untuk melakukan pendekatan ke warga (Palestina) menggunakan belas kasih dan rasa hormat.

Yerusalem Timur adalah salah satu wilayah penting masa depan negara Palestina merdeka.

Negosiasi yang disponsori AS dengan Israel terhenti pada 2014. Israel menganggap semua wilayah Yerusalem sebagai ibukotanya, klaim yang tidak diakui di luar negeri.

“Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem. Saya menyesal, tekanan ini telah meningkat akhir-akhir ini," kata Netanyahu.

“Saya juga mengatakan Yerusalem adalah ibu kota Israel dan sama seperti setiap negara membangun ibu kotanya, kita juga memiliki hak untuk membangun di Yerusalem. Itulah yang telah kami lakukan dan itulah yang akan terus kami lakukan,” kata Netanyahu.

Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya 90 orang terluka pada Sabtu setelah polisi Israel menindak pengunjuk rasa Palestina di luar Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki.

Tindakan keras itu terjadi ketika sekitar 90.000 jamaah Muslim berdoa di Masjid Al-Aqsa di dekatnya pada malam suci Lailatul Qadr, malam doa paling suci selama bulan Ramadhan.

Kekerasan itu terjadi setelah pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melukai lebih dari 200 warga Palestina pada Jumat malam.

Pasukan Israel mengatakan 17 perwira mereka terluka selama dua hari terakhir. Netanyahu mengatakan Israel mengizinkan kebebasan beribadah tetapi kami tidak akan membiarkan elemen ekstremis mengganggu perdamaian di Yerusalem.

Akiva Eldar, seorang jurnalis dan penulis Israel, mengatakan kepada Al Jazeera, "Kami tidak memiliki lampu di ujung terowongan karena tidak ada terowongan karena tidak ada proses perdamaian.

"Yerusalem Timur diduduki, itu bukan kedaulatan Israel di Yerusalem Timur, itu belum diakui oleh komunitas internasional jadi kami duduk di atas gunung berapi," katanya.

Secara terpisah, polisi Israel pada hari Minggu memberikan lampu hijau untuk diadakannya parade tahunan Hari Yerusalem, sebuah pajangan yang mengibarkan bendera klaim Israel ke seluruh kota.

Sekitar 30.000 pemukim Yahudi diharapkan berpartisipasi dalam pawai menuju Gerbang Damaskus di Kota Tua Senin ini.

Amos Gilad, mantan pejabat senior militer, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat parade harus dibatalkan atau dialihkan dari Gerbang Damaskus Kota Tua.

Parade biasanya dihadiri kaum nasionalis garis keras Israel dan secara luas dianggap provokatif. Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan di Yerusalem.

"Kekerasan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan," kata Paus kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Roma, Minggu (9/5/2021).(Tribunnews.com/Sputniknews/Aljazeera/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas