Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analisis Politik Prancis, Presiden Macron Tak Boleh Abaikan Peringatan Para Jenderal

Rentetan kekerasan dan terorisme di Prancis membuat banyak warga setempat berbagi ketakutan mereka.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Analisis Politik Prancis, Presiden Macron Tak Boleh Abaikan Peringatan Para Jenderal
AFP/THOMAS SAMSON
FILE - Petugas pemadam kebakaran terlihat bekerja di depan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Prancis. Rabu (21/3/2012) Di mana sebuah bom meledak menyebabkan terbakarnya 2 buah mobil dan merusakan kaca kaca bangunan di sekitarnya walau tidak menimbulakan korban jiwa. Bom itu meledak sebelum fajar pukul 5.45 am (O4.45 WIB), sampai saat ini tidak ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. (AFP PHOTO / THOMAS SAMSON) 

Pelaku diidentifikasi bernama Jamel G. Ia memekikkan seruan saat melakukan perbuatan kejinya di komplek kepolisian itu.

Pelaku ditembak mati di tempat kejadian. Meskipun sifatnya brutal, penyerang Monfeture menerima pembalasan yang cepat, yang dapat menimbulkan rasa keadilan.

Berbeda yang dialami keluarga dan teman Sarah Halimi. Pengadilan memutuskan untuk tidak mengadili pria berusia 27 tahun yang menyerang, menikam, dan melemparkan wanita Yahudi berusia 65 tahun itu.

Sarah Halimi seorang pensiunan dokter dan guru taman kanak-kanak, yang merupakan tetangga pelaku. Halimi dilempar dari balkon lantai tiga oleh pelaku yang memekikkan takbir.

Pengadilan setuju dengan panel psikiater, bahwa Kobili Traoré dipengaruhi narkotika saat menyerang Sarah Halimi pada 2017.

Karena itu, ia tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara pidana, dan oleh karena itu tidak akan diadili.

Putusan itu dibandingkan dengan kasus seorang pria Marseille berusia 51 tahun, yang saat mabuk dan menggunakan kokain melemparkan anjing tetangganya dari jendela lantai empat pada malam tahun baru.

BERITA REKOMENDASI

Pelaku mengklaim dia tidak ingat apa-apa tentang hal itu. Tapi ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara, tapi dapat potongan satu tahun.

Damian Wilson menyebut, mempertimbangkan apa yang tampaknya merupakan kegagalan besar menciptakan rasa keadilan, dan serangan berdarah tanpa henti terhadap warga negara Prancis biasa, public seharusnya bisa memahami latar belakang para jenderal itu.

Pemimpin oposisi dan tokoh kanan, Marine Le Pen, menyatakan dukungannya atas sikap para jenderal itu.

"Sebagai warga negara dan sebagai politisi wanita, saya mendukung analisis Anda dan berbagi penderitaan Anda," tulis Le Pen.

Sebaliknya, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, memilih menyerang Le Pen atas upayanya yang jelas untuk mempolitisasi militer.

"Ingin mempolitisasi tentara adalah untuk melemahkan Prancis," kata Menhan Parly.

“Malu pada mereka yang, demi kepentingan pribadi, melemahkan Prancis. Tentara Republik melayani bangsa, tidak orang lain," lanjutnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas