Prancis Imbau Kepolisian Larang Protes Pro-Palestina di Paris
Seruan pemerintah Prancis ini menyusul peningkatan serangan udara Israel di Jalur Gaza serta tindakan keras di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengimbau kepolisian untuk melarang protes pro-Palestina di Paris akhir pekan ini.
Melansir Al Jazeera, seruan pemerintah Prancis ini menyusul peningkatan serangan udara Israel di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang terkepung serta tindakan keras di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.
"Saya telah meminta Kepala Kepolisian Paris untuk melarang protes pada Sabtu (15/5/2021) terkait dengan ketegangan baru-baru ini di Timur Tengah," tulis Gerald Darmanin, menteri dalam negeri Prancis di Twitter pada Kamis (13/5/2021).
"(Mengingat) gangguan serius terhadap ketertiban umum tercatat pada 2014," katanya, merujuk pada protes terhadap serangan Israel di Gaza tahun itu.
Baca juga: Masih Terus Digempur, Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 103 Orang
Para aktivis menyerukan protes di distrik Barbes di utara Paris untuk berdemonstrasi melawan pemboman udara yang semakin intensif di Jalur Gaza.
Menurut otoritas kesehatan daerah kantong itu, lebih dari 100 orang telah tewas di Gaza sejak Senin (10/5/2021), termasuk 27 anak-anak, dan lebih dari 580 lainnya terluka setelah serangan hebat Israel.
Sekira enam warga Israel dan satu warga India tewas di Israel akibat serangan roket oleh Hamas, entitas politik yang memerintah di Gaza.
Meningkatnya kekerasan terjadi setelah ketegangan berminggu-minggu di Yerusalem Timur yang diduduki tentang keputusan pengadilan yang dijadwalkan tentang pengusiran paksa beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.
Dalam surat edaran yang dilihat kantor berita AFP, Darmanin juga mendesak kepala kepolisian setempat untuk menjamin "perlindungan tempat ibadah, sekolah, pusat budaya, dan bisnis komunitas Yahudi".
Pada Juli 2014, beberapa demonstrasi terjadi di Prancis untuk mengecam serangan Israel di Jalur Gaza.
Lalu, pada 19 Juli 2014, beberapa ribu pengunjuk rasa menentang larangan demonstrasi di Barbes dan demonstrasi dengan cepat berubah menjadi kekerasan yang berlangsung selama berjam-jam.
Baca juga: Israel Tengah Mempersiapkan Serangan Darat ke Jalur Gaza
Tuntut Hak Berdemonstrasi
Pengumuman Darmanin itu dikritik oleh para aktivis dan politisi yang mengatakan tidak ada alasan untuk membatalkan protes.
"Mendemonstrasikan adalah hak yang harus Anda jamin," kata Anggota Parlemen Prancis Elsa Faucillon dalam tweet balasannya kepada Darmanin.