Singapura Lockdown, Warganya Padati Supermarket, Terjadi Panic Buying
sejumlah foto yang beredar di media sosial, tampak antrean panjang warga dengan troli berisi makanan, kertas toilet, dan kebutuhan pokok lainnya.
Penulis: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Terjadi panic buying di Singapura, seiring pemerintahnya mengumumkan pemberlakuan lockdown sebagai antisipasi melonjaknya kasus covid-19.
Warga Singapura memadati pusat belanja untuk membeli kebutuhan pokok.
Seperti dilaporkan Coconuts.co, dari sejumlah foto yang beredar di media sosial, tampak antrean panjang warga dengan troli berisi makanan, kertas toilet, dan kebutuhan pokok lainnya, di beberapa supermarket.
Menteri Perdagangan dan Perindustrian Chan Chun Sing mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak perlu panik.
Baca juga: Setelah Malaysia, Giliran Singapura Berlakukan Lockdown Ketat
Baca juga: Ditemukan Kluster Baru Covid-19, Singapura Tutup Terminal 3 Basement 2 Bandara Changi
"Meskipun tempat makan dan minum mungkin ditutup untuk layanan makan malam, pesan antar dan pengiriman masih diperbolehkan dan tidak perlu terburu-buru untuk membeli bahan makanan atau kebutuhan lainnya," tulis Chan online hari ini.
"Mari kita terus mengingat untuk hanya membeli apa yang kita butuhkan dan mencari yang lebih rentan di antara kita," lanjut Chan.
Baca juga: Randi Bachtiar sempat Didiagnosa Tumor, Suami Tasya Kamila sampai Konsultasi ke Dokter di Singapura
Sementara, CEO supermarket Fairprice Seah Kian Peng Seah mengulangi kembali nasihatnya di tahun lalu.
“Jadi, mengulangi pesan kami sebelumnya, tidak perlu terburu-buru membeli apa pun yang Anda butuhkan. Toko kami akan selalu buka. Lebih penting lagi berhati-hatilah dan tetap aman,"kata Seah.
Dari catatan di jaringan supermarketnya, lalu lintas angka pembelian cukupl besar di toko fisik dan online mereka sejak siang hari.
Singapura kembali memberlakukan lockdown setelah terjadi 52 kasus per harinya sebagai penanda gelombang baru infeksi Covid-19.
Kondisi tersebut mempengaruhi Bandara Changi dan Rumah Sakit Tan Tock Seng. Bahkan harga saham juga ikut turun, kecuali saham supermarket Sheng Siong yang melonjak 11 persen.
Di AS malah longgar
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC mengumumkan warga Amerika yang sudah divaksin tidak perlu lagi memakai masker atau menjaga jarak.
Perubahan panduan besar itu dibuat oleh direktur CDC Dr Rochelle Walensky pada Jumat (14/5/2021).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.