Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Tentara Israel Bela Palestina: Pemerintah Israel dan Komandan Militer adalah Penjahat Perang

Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel yang membelot menyebut negaranya adalah penjahat perang.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Eks Tentara Israel Bela Palestina: Pemerintah Israel dan Komandan Militer adalah Penjahat Perang
ABBAS MOMANI / AFP
Tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah demonstran Palestina selama protes anti-Israel atas ketegangan di Yerusalem, di pos pemeriksaan Qalandiya antara Ramallah dan Yerusalem, di Tepi Barat pada 11 Mei 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel yang membelot menyebut negaranya adalah penjahat perang.

Demikian dikatakan Yonatan Shapira, pilot AU yang diberhentikan dari militer pada 2003 silam.

Di Israel, ada segelintir orang dari kalangan sipil dan militer yang menentang kebijakan pendudukan dan penindasan pemerintahan Tel Aviv kepada rakyat Palestina, salah satunya Saphira

Shapira bahkan melancarkan kampanye untuk mengajak anggota militer lain tidak mematuhi perintah dan penyerangan kepada Palestina.

Aksi tersebut menyebabkan dirinya dan beberapa pengikutnya dipecat dari instansi.

Baca juga: Oki Setiana Dewi: Penjajahan di Palestina oleh Israel Harus Dihapuskan

Baca juga: Bela Israel, Sikap Presiden AS Joe Biden Soal Isu HAM di Gaza Kini Dipertanyakan ?

Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Shapira menyebut negaranya adalah penjahat perang.
Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Shapira menyebut negaranya adalah penjahat perang. (Tangkap Layar Youtube Anadolu Agency)

Kampanye pembelotan pada pemerintah Israel itu Shapira lakukan bersama 27 lebih pilot militer.

Alhasil dia dan semua rekannya diberhentikan dari Angkatan Udara Israel sejak 2003.

Berita Rekomendasi

Setelah pemecatannya itu, Shapira juga diberhentikan dari semua pekerjaan lain yang ia lakukan selama aksi pro-Palestina.

Shapira mengangkat hak-hak warga Palestina dan menyuarakan kejahatan perang yang dilakukan tentara Israel dengan mengadakan konferensi internasional.

Saat ini Shapira telah pindah ke Norwegia dan melanjutkan hidup di sana.

Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Shapira menjelaskan alasannya bergabung dengan tentara Israel. 

Dia juga bercerita awal mula dia menyadari dirinya bagian dari 'organisasi teroris', sebutannya untuk Israel.

Asap mengepul dari serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza, yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 11 Mei 2021.
Asap mengepul dari serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza, yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 11 Mei 2021. (MOHAMMED ABED / AFP)

"Saya menyadari selama Intifada kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, meneror populasi jutaan orang Palestina."

"Ketika saya menyadari itu, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengajak pilot lain secara terbuka untuk menolak mengambil bagian di dalam kejahatan ini," katanya kepada AA.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas