Di Thailand, Klaster Penjara Sumbang 6.853 Kasus Covid-19 pada Senin Kemarin
Pemerintah Thailand pada Senin (17/5/2021) kemarin mencatat 9.635 kasus virus corona (Covid-19) baru.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Pemerintah Thailand pada Senin (17/5/2021) kemarin mencatat 9.635 kasus virus corona (Covid-19) baru.
Ini menjadi lonjakan satu hari kasus Covid-19 terbesar di negara itu sejak dimulainya pandemi.
Sedangkan angka kematian terkait virus ini pada Senin kemarin tercatat mencapai 25 orang.
Dikutip dari laman Bangkok Post, Selasa (18/5/2021), menurut Pusat Administrasi Situasi Covid-19 negara itu, dari kasus baru ini, 6.853 ditemukan terjadi di penjara.
Jumlah kematian yang terakumulasi di Thailand pun saat ini mencapai 614, dengan 111.082 kasus infeksi tercatat sejak awal 2020.
Data dari Center for Covid-19 Situation Administration (CCSA) menunjukkan bahwa penjara di Chiang Mai dan Bangkok menampung narapidana yang paling banyak terinfeksi.
Baca juga: Israel Hancurkan Satu-satunya Lab Covid-19 di Gaza, Saksi Mata: Tak Ada Tempat Aman di Sini
Selain 6.853 narapidana baru yang didiagnosis positif Covid-19, Bangkok memimpin angka penularan baru dengan 1.843 kasus, diikuti Samut Prakan sebanyak 155 dan Pathum Thani sebanyak 146.
Juru bicara CCSA Taweesilp Visanuyothin mengatakan kekhawatiran terbesar pemerintah saat ini adalah lonjakan lanjutan di Bangkok dengan 28 klaster di 19 distrik.
Adapun 19 distrik itu rinciannya adalah Din Daeng, Wattana, Klong Toey, Lak Si, Lat Phrao, Ratchathewi, Phra Nakhon, Promprap Sattruphai, Suan Luang, Pathumwan, Sathon, Samphanthawong, Chatuchak, Bang Rak, Prawet, Wang Thonglang, Ramkhamhaeng, Bangkok Noi dan Huai Kwang .
"Upaya untuk menahan laju penyebaran virus ini di Bangkok saat ini masih difokuskan pada kamp perumahan untuk pekerja konstruksi di Lak Si," kata Visanuyothin.
Tempat perkemahan pun didirikan untuk para pekerja yang bekerja di proyek Italian Thai Development Plc di Rumah Sakit Chulabhorn terdekat
Kompleks itu terdiri dari 19 hunian sementara dengan masing-masing dua lantai.
"Daerah itu ditutup, dan tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar selama 14 hari mulai hari Minggu lalu," tegas Visanuyothin.
Pihak berwenang pun kemudian melakukan pelacakan (tracing) pada pekerja yang dipekerjakan oleh 11 subkontraktor yang bekerja pada proyek tersebut.
"Hal itu karena mereka dapat menyebarkan virus ke daerah lain," jelas Visanuyothin.
Perlu diketahui, 25 kematian tambahan yang dicatat pada hari Senin kemarin terdiri dari 18 kasus di Bangkok dan sisanya dari Suphan Buri, Sukhothai, Samut Sakhon, Samut Prakan, Nonthaburi, Nakhon Sawan dan Chai Nat yang menyumbang masing-masing satu kasus.
Pemerintah Thailand juga mencatat 9 kasus impor dengan rincian empat dari Malaysia, dua dari Kamboja dan masing-masing satu dari Pakistan, Irlandia serta Israel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.