Antony Blinken: AS Terima Informasi Lebih Lanjut dari Israel tentang Pemboman Menara Media di Gaza
Blinken mengatakan Washington telah menerima informasi lebih lanjut mengenai pemboman Israel atas menara yang menampung media internasional di Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Washington telah menerima informasi lebih lanjut mengenai pemboman Israel atas menara yang menampung media internasional di Gaza.
Dilansir Al Jazeera, Blinken mengakui bahwa AS memang mencari informasi lebih lanjut terkait pernyataan Israel yang menyebut Hamas beroperasi di menara tersebut.
"Menurut pemahaman saya, kami telah menerima beberapa informasi lebih lanjut melalui saluran intelijen, dan itu bukan sesuatu yang dapat saya komentari," kata Blinken pada pertemuan bersama dengan Menteri Luar Negeri Islandia di Reykjavik, Selasa (18/5/2021).
Dia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid Sesalkan Adanya Kelompok dan Individu Nusantara yang Dukung Israel Jajah Palestina
Baca juga: POPULER Internasional: Israel Serang Lab Covid di Gaza | Legislator AS Pertanyakan Penjualan Senjata
Pada Sabtu (15/5/2021), Israel menghancurkan blok menara 11 lantai di Gaza yang menampung kantor Al Jazeera, AP dan organisasi media lainnya.
Tentara Israel memberikan peringatan telepon kepada pemilik menara al-Jalaa, yang juga menampung apartemen hunian bahwa hanya ada waktu satu jam untuk mengevakuasi gedung sebelum jet tempurnya membomnya.
Israel mengklaim gedung itu "berisi aset militer milik kantor intelijen organisasi teror Hamas".
Editor utama AP, Sally Buzbee, pada Minggu (16/5/2021) mengatakan mereka belum melihat bukti dari pejabat Israel untuk membenarkan pemboman itu dan menambahkan bahwa organisasinya menginginkan penyelidikan independen atas serangan itu.
Ron Dermer, mantan Duta Besar Israel untuk Washington dan sekarang penasihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada CNN bahwa bukti telah diberikan ke Washington.
“Bukti telah diberikan, seperti yang saya pahami, kepada pejabat intelijen AS," katanya.
"Menara tersebut merupakan situs yang menampung intelijen Hamas dan mereka terlibat dalam aktivitas yang, sejauh yang saya mengerti, akan merusak kemampuan kami untuk benar-benar menargetkan secara efektif dan juga merusak kemampuan kami untuk mencegat roket yang masuk," imbuhnya.
Baca juga: Lewat Telepon, Joe Biden Dukung PM Israel Lakukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Baca juga: Israel Hancurkan Satu-satunya Lab Covid-19 di Gaza, Saksi Mata: Tak Ada Tempat Aman di Sini
Dr Mostefa Souag, Direktur Jenderal Al Jazeera Media Network, menyebut serangan itu sebagai tindakan yang disengaja untuk mencegah jurnalis melakukan pekerjaan mereka.
"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk tindakan barbar dan penargetan jurnalis," ucapnya.
"Kami menuntut tindakan internasional segera untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas penargetan jurnalis dan lembaga media yang disengaja," kata Souag pada Sabtu.