Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Mogami, Kapal Fregat Jepang yang Akan Dikirim dan Diproduksi Bersama di Indonesia

FFM memiliki bobot standar hanya 3900 ton, yang hanya sekitar setengah dari kapal Aegis terbaru "kelas Maya" kapal pengawal 8200 ton.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengenal Mogami, Kapal Fregat Jepang yang Akan Dikirim dan Diproduksi Bersama di Indonesia
Foto JMSDF
Kapal angkatan laut Jepang MSDF (JMSDF), Mogami yang akan dikirimkan ke Indonesia tahun 2022 dengan kemampuan teknologi tinggi Jepang. 

Demikian pula memungkinkan untuk menenggelamkan kapal dan menembak jatuh pesawat.

Oleh karena itu, ini menyimpang dari batasan penggunaan di atas. Namun, batasan penggunaan ini untuk "mengekspor", dan tidak ada batasan penggunaan untuk pengembangan dan produksi bersama internasional.

Baca juga: Deklarasi Darurat Covid-19 Jepang Kemungkinan Diperpanjang Lagi Hingga Juni 2021

"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan metode produksi bersama dan menerima pesanan dari Indonesia," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (20/5/2021).

Situasi di pihak Indonesia sama seperti banyak orang di Jepang yang sangat merekomendasikan alutsista produksi dalam negeri.

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan seperti Jepang dan sangat membutuhkan pertahanan maritim, jika mengandalkan impor kombatan, dan jika yang berkonflik adalah eksportir kapal-kapal itu, maka semua kelemahannya akan tampak dan berada dalam kondisi tercengkeram kurang baik.

Itu sebabnya Indonesia ingin memproduksi kombatan di negaranya sendiri, kecuali yang belum memiliki teknologi konstruksi di negaranya sendiri.

Suatu hari, sebuah kapal selam tenggelam, tetapi bahkan kapal selam akan segera dibangun.

Berita Rekomendasi

Dulu, TNI AL sering membeli dan memperkenalkan kapal bekas, namun karena peralatan yang sudah tua, kapal tersebut direnovasi untuk negara sendiri pada saat pembelian.

Di lain pihak, tambah sumber itu, pihak Jepang masih hati-hati kepada Indonesia mengingat adanya kekecewaan di masa lalu, proyek kereta api cepat Jepang ternyata direbut China.

"Kali ini terus terang kami masih ada was-was jangan sampai teknologi alutsista ini nantinya bisa dicuri China dari Indonesia di masa depan," ungkapnya.

Mitra dagang utama Indonesia adalah China untuk impor dan ekspor.

Kapal perusak milik Jepang.
Kapal perusak milik Jepang. (Angkasa)

Tampaknya beberapa kelas Ahmad Yani yang disebutkan di atas dilengkapi dengan rudal China pada saat pembelian. China adalah negara yang paling dekat hubungannya dengan Indonesia.

Namun, agar nantinya Jepang dapat memindahkan alutsista ke luar negeri, Jepang memang harus mampu bersaing dengan dunia dan mengajak kerja sama dengan negara seperti Indonesia.

Arah pembangunan dengan memulihkan investasi awal dengan menjual jumlah kapal terlebih dahulu, dan jika mengkonfirmasi pembayaran pada saat pengiriman dan kemudian mengirimkannya semua berjalan dengan baik, tidak akan ada masalah besar nantinya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas