SOSOK Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Surati Jokowi Minta Indonesia Galang Dukungan Lawan Israel
Berikut profil dan fakta seputar Ismail Haniyeh yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Tiara Shelavie
Ketika kelompok Islam Hamas dibentuk pada tahun 1988, Haniyeh termasuk di antara anggota pendiri yang lebih muda.
Haniyeh juga dikenal dekat dengan pimpinan spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.
Haniyeh ditangkap oleh otoritas Israel pada tahun 1988 dan dipenjara selama enam bulan.
Penangkapan itu dikarenakan ia berpartisipasi dalam intifada pertama (pemberontakan melawan pendudukan Israel).
Baca juga: Pejabat Hamas Prediksi Gencatan Senjata Israel-Palestina akan Segera Terjadi: Mungkin dalam 24 Jam
Kemudian Haniyeh kembali ditangkap pada tahun 1989 dan tetap di penjara sampai Israel mendeportasinya ke Lebanon selatan pada tahun 1992.
Ia ditangkap bersama dengan sekitar 400 kelompok Islamis lainnya.
Haniyeh beru kembali ke Gaza pada tahun 1993 setelah Kesepakatan Oslo.
Setelah kembali ke Gaza, ia diangkat sebagai Dekan Universitas Islam.
Baca juga: AS: Israel Belum Tunjukkan Bukti Hamas Beroperasi di Menara Media Internasional yang Dihancurkan
Peran Haniyeh di Hamas hingga Menjadi Perdana Menteri
Peran kepemimpinan Haniyeh di Hamas berawal pada tahun 1997.
Saat itu Haniyeh dipercaya menjadi sekretaris pribadi Yassin.
Bahkan ia tetap menjadi orang kepercayaan dekat dari pemimpin spiritual itu selama sisa hidup Yassin.
Baca juga: Kian Memanas! Israel Ledakkan Bom ke Rumah Pemimpin Hamas, Nasibnya Belum Diketahui
Keduanya menjadi sasaran upaya pembunuhan yang gagal oleh Israel pada tahun 2003.
Meskipun Yassin dibunuh setelah beberapa bulan kemudian.
Pada tahun 2006 Hamas berpartisipasi dalam pemilihan legislatif Palestina.
Kelompok tersebut memenangkan mayoritas kursi di parlemen, dan Haniyeh menjadi Perdana Menteri Otoritas Palestina.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/ Ika Nur Cahyani)
Baca berita lainnya terkait Israel Serang Jalur Gaza.