Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wartawan Jepang Yuki Kitazumi: Lebih dari 800 Orang Terbunuh di Myanmar

Duta besar Jepang Maruyama datang langsung ke tahanan menjenguknya dan memberikan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari sebanyak dua kali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Wartawan Jepang Yuki Kitazumi: Lebih dari 800 Orang Terbunuh di Myanmar
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Yuki Kitazumi (45) dengan beberapa catatannya menggunakan kopi hitam saat menuliskan di dalam tahanan militer Myanmar. 

Kitazumi merasa bersyukur karena peralatannya dikembalikan oleh pihak kepolisian Myanmar.

"Sekitar 30 menit sebelum saya berangkat di bandara Myanmar ternyata hampir semua peralatan dan data milik saya kembali utuh dan cukup mengagetkan, karena saya pikir pasti mereka sita semua, walaupun kembali dalam bentuk acak-acakan, tapi data tampaknya utuh setelah saya cek," lanjutnya.

Menurutnya, warga Myanmar di jalanan bebas jika diwawancara wartawan asing dan dikawal serta didampingi pihak militer.

"Mereka semua ketakutan sungkan bicara sebenarnya, takut kalau nanti terjadi apa-apa dari pihak militernya."

Baca juga: Dibebaskan Otoritas Myanmar, Wartawan Jepang Yuki Kitazumi Akhirnya Mendarat di Bandara Narita

Di Myanmar saat ini ada 4 wartawan Jepang, dan jumlah wartawan asing hanya maksimum 10 orang.

Saat di tahanan Kitazumi berada di dalam ruangan VIP bersama para artis terkenal, pejabat senior Myanmar serta pimpinan media asing.

Makan juga tiga kali sehari antara lain kopi, labu (kabocha kare) sup nasi dan buah-buahan dan sebagainya.

"Saat ditahan sangat panas sekali karena ruangan saya pakai batu bara, panasnya mungkin bisa 40 derajat Celcius," kata dia.

Berita Rekomendasi

Lalu Kitazumi juga beruaha membuat catatan selama di penjara. Kertas dan pulpen tak boleh diberikan.

Akhirnya Kitazumi mencoba menggunakan kertas apa adanya dan menulis pakai kopi hitam yang ada supaya jadi catatan selama ditahan.

Ada pula tahanan menurutnya yang dipukuli sangat keras oleh penyidik dan bahkan penyidik sambil mabuk menyerahkan pisau dan pistol kepada tahanan yang dipilih sehingga membuat seperti game Russian Roullete.

"Interogator tampaknya tidak peduli kalau tahanan meninggal atau apa pun yang terjadi di dalam sana, jadi seenaknya saja melakukan hal-hal yang semau mereka."

Kitazumi dituduh membeli video dari temannya orang Myanmar tetapi dia sama sekali tak pernah melakukan hal itu.

"Saya tak pernah melakukan jual beli video, jadi yang ditulis di berita acara pemeriksaan bohong, saya tak mau tanda tangan," katanya.

Baca juga: Anggota DPR: Hentikan Kejahatan Kemanusiaan di Palestina, Yaman, Afganistan, Myanmar dan Poso

Pemberitaan luas mengenai Kitazumi dan juga di media sosial tampaknya sampai ke pimpinan polisi pejabat tinggi di Myanmar.

Akibatnya dia jadi semacam selebriti dan saat ketemu orang Myanmar selalu ditegur dan ada yang menyatakan minta maaf karena menyuarakan suara rakyat membuat dia ditahan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas