Malaysia Perpendek Jam Operasional Mal dan Restoran untuk Menahan Lonjakan Kasus Covid-19
Pemerintah Malaysia kembali mengurangi jam operasional mall, restoran, dan toko untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia memerintahkan pengurangan jam operasional mall, restoran, dan toko mulai Selasa (25/5).
Keputusan yang diambil Sabtu (22/5) ini dilakukan untuk menekan lonjakan besar kasus positif dan kematian akibat Covid-19.
Pemerintah juga menginginkan 80 persen pegawai negeri, atau 750.000 orang, mulai bekerja dari rumah. Sektor swasta telah disarankan untuk mengizinkan 40 persen staf mereka melakukan hal yang sama.
Bisnis akan diizinkan untuk beroperasi hanya dari pukul 08.00 hingga 20.00 malam, berkurang dua jam dari biasanya tutup operasi pukul 22.00.
Sebelumnya, pada 12 Mei 2021, pemerintah melarang makan di restoran dan warung makan, tetapi mengizinkan pesan antar dan bawa pulang.
Pengumuman itu dibuat dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui televisi oleh Menteri Senior (kelompok Keamanan) Ismail Sabri Yaakob dan Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah.
"Munculnya varian baru Covid-19 yang agresif telah berkontribusi pada lonjakan kasus. Oleh karena itu, tindakan yang lebih ketat perlu dilakukan untuk mengatasinya," kata Datuk Seri Ismail.
"Karena bisnis tutup pada jam 8 malam, tidak perlu keluar. Pemerintah dapat memberlakukan semua jenis pembatasan, tetapi pada akhirnya, disiplin diri kita untuk mengarantina diri sendiri adalah yang terpenting,” katanya.
Tetapi karena tekanan dari perusahaan besar dan pedagang kecil, yang bergantung pada penjualan harian produk mereka untuk bertahan hidup, Ismail mengatakan pemerintah tidak akan memaksa pabrik untuk menutup atau melarang pasar malam beroperasi.
Dia mengatakan transportasi umum akan dibatasi kapasitasnya hanya 50 persen, dan lebih banyak penghalang jalan akan dipasang.
Malaysia memasuki minggu kedua dari perintah kontrol pergerakan empat minggu (Movement Control Order - MCO), tetapi kasus Covid-19 terus melonjak dalam beberapa minggu terakhir.
Pengumuman tersebut menyusul kekhawatiran tentang lonjakan kasus Covid-19 dan tentang ekonomi yang sudah lemah, yang dapat sangat terpengaruh jika MCO Malaysia yang lebih ketat diberlakukan.
Menteri Keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan pada acara terpisah bahwa menutup sebagian besar perekonomian dapat menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Jumlah kasus harian dalam empat hari terakhir di atas 6.000, dengan tertinggi tercatat pada Kamis, di 6.806, bersama dengan rekor 59 kematian pada hari yang sama.