Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aung San Suu Kyi  Muncul Pertama Kalinya di Sidang Sejak Ditangkap Junta Militer

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pertama kali muncul di sidang empat bulan setelah ia ditangkap junta militer Myanmar yang tak mengakui kemenangannya

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Aung San Suu Kyi  Muncul Pertama Kalinya di Sidang Sejak Ditangkap Junta Militer
STR / AFP
Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi terkena dua dakwaan pidana baru ketika dia muncul di pengadilan melalui tautan video pada 1 Maret 2021, sebulan setelah kudeta militer yang memicu protes besar-besaran tanpa henti 

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi hari ini, Senin  (24/5) akhirnya angkat bicara untuk pertama kali sejak ditahan dalam sebuah kudetahampir empat bulan lalu.

Meski Aung San Suu Kyi disidang, tapi ia

Baca juga: UE Kecam Rencana Komisi Pemilihan yang Ditunjuk Junta Myanmar untuk Bubarkan Partai Aung San Suu Kyi

tetap dengan kegarangannya dengan bersumpah parta politiknya, yang digulingkan junta m iliter, akan “ada selama rakyat ada.”

Kekacauan politik terjadi di Myanmar ssejak kudeta 1 Februari. Tiada hari tanpa aksi protes dan Gerakan pembangkangan sipil nasional. Tim pemantau local memperkirakan lebih dari 800 orang tewas di tangan militer.

Dalam sidang tatap muka pertamanya hari ini, Suu Kyi mengatakan kepada pengacaranya bahwa Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy - NLD) akan "ada selama orang-orang ada.”

Bahkan, katanya, jika junta mengancam untuk membubarkan partainya- yang memenangkan pemilu pada tahun 2020 - atas dugaan penipuan pemilih.

Peraih Nobel ini, yang tak muncul di depan publik sejak kudeta Februari lalu, tampak  "sehat dan percaya diri sepenuhnya" selama pertemuan 30 menit itu, kata pengacaranya Min Min Soe kepada AFP.

Baca juga: KPU Pilihan Junta Milter Myanmar Bubarkan Partai Aun San Suu Kyi

Berita Rekomendasi

“Ia berharap rakyatnya tetap sehat sekaligus menegaskan NLD akan ada selama ada masyarakat karena didirikan untuk rakyat,” tambahnya, seperti dikutip dari The Star.

Suu Kyi didakwa dengan serangkaian tuduhan kriminal termasuk melanggar pembatasan virus Corona selama kampanye pemilihan tahun lalu dan memiliki walkie-talkie tanpa izin.

Kasus hukum Suu Kyi mengalami penundaan berminggu-minggu dan pengacaranya berjuang untuk mendapatkan akses ke klien mereka.

Sidang berikutnya ditetapkan pada 7 Juni, kata Min Min Soe, menambahkan dia juga telah bertemu dengan mantan presiden Win Myint, yang digulingkan dan ditahan bersama dengan Suu Kyi.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing memberikan wawancara dua jam kepada Phoenix Television di Hong Kong minggu lalu, dengan program penuh belum mengudara, meskipun sebagian telah dirilis.

Baca juga: Profil Jenderal Min Aung Hlaing, Pemimpin Junta Myanmar yang Hadir di KTT ASEAN

Ditanya tentang pencapaian politik Suu Kyi, pemimpin militer itu berkata: "Singkatnya, dia telah melakukan semua yang dia bisa."

Sekelompok anggota parlemen yang digulingkan - banyak dari mereka sebelumnya adalah bagian dari NLD - telah membentuk  "Pemerintah Persatuan Nasional" bayangan  untuk melemahkan junta.

Militer telah menyatakan kelompok itu akan diklasifikasikan sebagai "teroris".

Dalam kutipan wawancara terpisah, Min Aung Hlaing membantah jumlah korban tewas dari protes anti-kudeta dan mengatakan junta tidak siap untuk mengadopsi konsensus yang ditengahi oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk menghentikan kekerasan.

Kekerasan yang terus berlanjut telah mendorong beberapa gerakan anti-junta untuk membentuk apa yang disebut "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) di kota-kota mereka sendiri - terdiri dari warga sipil yang melawan pasukan keamanan dengan senjata rakitan.

Baca juga: Jadi Donatur Utama, Jepang Ancam Bekukan Semua Bantuan ke Myanmar

Minggu lalu terjadi pertempuran sengit antara pasukan junta dan Partai Progresif Nasional Karenni - sebuah kelompok etnis bersenjata dengan benteng di negara bagian Kayah di pinggiran timur Myanmar.

Militer menggunakan tank, mortir dan helikopter dalam pertempuran yang berlanjut hingga Minggu malam, menurut seorang pemimpin senior KNPP.

Empat orang yang berlindung di sebuah gereja tewas dalam penembakan tentara, menurut media dan juru bicara kelompok lokal yang mengoordinasikan evakuasi dari daerah tersebut. (Tribunnews.com/TheStar/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas