Jet Tempur MiG-29 Paksa Pesawat Sipil Mendarat Darurat dan Tangkap Aktivis Oposisi
Sebuah jet tempur MiG-29 memaksa pesawat Ryanair mendarat darurat di Minsk atas perintah Presiden Belarusia untuk menangkap aktivis oposisi
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Jurnalis oposisi Belarusia, Roman Protasevich, ditangkap setelah pesawat yang ditumpanginya dipaksa mendarat di bandara setempat di Minks, Minggu (23/5).
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, dalam keterangan pers, menyebutkan secara pribadi memerintahkan jet tempurNiG-29 untuk “memaksa” dan mengawal pesawat Ryanair, yang dalam perjalanan dari Athena ke Vinius, untuk mendarat di Bandara Minsk.
Kementerian Dalam Negeri Belarusia mengatakan Roman Protasevich ditangkap di bandara Minsk.
Protasevich (26), adalah salah satu pendiri saluran Nexta, aplikasi perpesanan Telegram, yang tahun lalu dinyatakan Belarus sebagai "ekstremis" oleh Belarusia.
Ini lantaran aplikasi itu digunakan untuk membantu mengatur protes besar-besaran terhadap Lukashenko.
Baca juga: Baru Empat Bulan Menjabat, Panglima Militer Nigeria Tewas Dalam Kecelakaan Pesawat
Protasevich, yang telah meninggalkan negara itu ke Polandia, menghadapi dakwaan yang bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 15 tahun.
Pengalihan penerbangan dan penangkapan Protasevich langsung menimbulkan kecaman internasional, seruan pembebasan aktivis, sanksi dan penyelidikan oleh badan penerbangan sipil Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Amerika Serikat “mengutuk keras pengalihan paksa penerbangan antara dua negara anggota UE dan pencabutan serta penangkapan jurnalis Roman Protasevich di Minsk. Kami menuntut pembebasannya segera,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, tindakan mengejutkan yang dilakukan oleh rezim Lukashenka ini membahayakan nyawa lebih dari 120 penumpang, termasuk warga AS.
"Laporan awal yang menunjukkan keterlibatan dinas keamanan Belarusia dan penggunaan pesawat militer Belarusia untuk mengawal pesawat sangat memprihatinkan dan memerlukan penyelidikan penuh," katanya.
Baca juga: Baru Dibebaskan 3 Bulan Lalu, Aktivis Hak-Hak Perempuan Terkemuka di Arab Saudi Diinterogasi
Kantor Lukashenko di Belarus berdalih dengan mengatakan ancaman bom diterima saat pesawat berada di atas wilayah Belarusia.
Sementara pejabat kemudian mengatakan tidak ada bahan peledak yang ditemukan di dalam pesawat.
Maskapai penerbangan Ryanair mengatakan awak pesawat diberitahu oleh Belarusia tentang potensi ancaman keamanan di dalam pesawat.
Pesawat diinstruksikan untuk mengalihkan ke bandara terdekat, yang berada di Minsk.