Luapkan Kekesalan, Rumah Pria di Saitama Jepang Dicat Hitam Dipenuhi Beragam Tulisan
Kesal dengan kehancuran lembaga keuangan Jepang di akhir masa bubble ekonomi akhir 1990-an, membuatnya frustasi dengan kehidupannya.
Editor: Dewi Agustina
![Luapkan Kekesalan, Rumah Pria di Saitama Jepang Dicat Hitam Dipenuhi Beragam Tulisan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rumah-di-saitama-dicorat-coret.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pria berusia sekitar 60 tahunan di Kota Hasuda Saitama meluapkan kekesalannya dengan mengecat rumahnya sendiri dengan warna hitam. Dia juga menuliskan semua kekesalannya dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
Sang pemilik rumah hitam dulunya kaya raya. Dia memiliki saham Yamaichi Securities, Takugin, dan Tokyo Sowa Bank sekitar 1997.
Namun akhir tahun 1990-an bangkrut dan sahamnya pun sudah tak berlaku lagi.
"Itu kertas saham-saham saya yang tak berlaku lagi saya tempel di dinding pintu masuk rumah saya," kata pria pemilik rumah itu yang tak mau menyebutkan namanya kepada Tribunnews.com baru-baru ini.
Kesal dengan kehancuran lembaga keuangan Jepang di akhir masa bubble ekonomi akhir 1990-an, membuatnya frustasi dengan kehidupannya sehingga mengecat rumahnya dengan cat hitam sejak lebih dari 10 tahun lalu.
"Saya cuma ingin mengingatkan semua orang kalau harus hati-hati dalam hidup. Kalau tidak ditulis begitu kita pasti akan lupa. Itu sebabnya saya coret coret tulis di dinding rumah," kata dia.
Bukan hanya bahasa Jepang tetapi juga ada dalam bahasa Inggris.
Misalnya tulisan, "Media News Control 100% yang membuat kesal sama media karena seolah dikontrol pemerintah Jepang 100% sehingga banyak info tak ke luar tak menjadi pemberitaan.
![Rumah yang dicorat-coret oleh pemiliknya berlokasi di Saitama Jepang. Pemilik rumah tak mau diidentifikasi jati dirinya berjongkok di depan rumahnya di Saitama.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rumah-di-saitama-dicorat-coret_1.jpg)
Lalu tulisan, "Why Robbery? Are you OK or Nayami (Nayami dalam bahasa Jepang)".
Dia menganggap banyak lembaga keuangan Jepang seperti perampok saja, mengambil banyak uang rakyat.
Juga tulisan "Attack House" sebagai tambang rumahnya seolah ingin melawan ketidakbenaran di masyarakat.
Si pemilik tinggal sendiri bersama anjing peliharaannya dan sepedanya di lantai dua rumah tersebut yang terbuka tanpa pintu tanpa jendela.
Lantai pertamanya berantakan banyak pecahan kaca seperti sengaja kalau ada maling bisa terluka kakinya bila tak hati-hati.
Kenyataan memang pernah ada dua orang tak dikenal dianggap sebagai maling lalu diserahkan ke polisi. Kaos dan celananya diambil dan ditempel di dinding samping rumahnya.
Coretan di dinding rumah dan pagar pekarangan dia memang banyak menarik perhatian masyarakat sekitar ada yang pro dan ada yang menentangnya.
"Jijik ah lihatnya. Kalau lewat sini saya biasanya tidak akan menengok ke rumah itu," ungkap seorang tetangga kepada Tribunnews.com.
Orang tahu pemiliknya tinggal di sana karena sering terdengar suara radio dari dalam rumah tersebut kalau sudah malam.
Lalu bagaimana tanggapan Pemda Kota Hasuda?
![Rumah yang dicorat-coret oleh pemiliknya berlokasi di Saitama Jepang.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rumah-di-saitama-dicorat-coret_2.jpg)
"Selama tak ada keluhan atau dirugikan oleh masyarakat ya tak bisa diapa-apakan karena dia tidak melanggar hukum, mencorat coret rumahnya sendiri. Jadi pihak pemda juga tak bisa apa-apa," kata sumber Tribun dari pemda.
Meskipun demikian si pemilik mengakui ada polisi yang pernah menasihatinya agar rumah itu diperbaiki saja, corat coret dihapus dan dicat normal seperti rumah biasa.
"Saya cuma dengar saja nasihat itu, keputusan kan di tangan saya. Rumah juga milik saya kok. Mau diapa-apakan ya gak masalah dong?" kata dia.
Pihak pengacara Jepang yang dihubungi Tribunnews.com juga mengakui pria itu tak bisa diseret ke pengadilan.
Baca juga: 3 Polisi di Jepang Ketahuan Berhubungan Intim di Pos Jaga hingga Toilet, Padahal Sudah Menikah
"Dia tak bersalah. mencorat coret di rumahnya sendiri. Tetapi kalau ada coretan terhadap nama seseorang dituliskan di dinding rumahnya dan merasa dirugikan, orang itu bisa menuntut pemilik rumah tersebut," ungkap Ishii, seorang pengacara Jepang kepada Tribunnews.com.
"Namun selama isinya umum-umum saja curhat dia sendiri tanpa menyinggung siapa pun ya tidak ada masalah," ujarnya.
Yang dituliskannya juga semua nama perusahaan yang telah bangkrut sejak lama di masa gelembung ekonomi akhir tahun 1990-an lalu.
Letak rumah tersebut di jalan raya No. 77 Saitama adalah jalan yang cukup besar dan banyak dilalui orang sehingga cukup menarik perhatian banyak orang.
![Kaos milik pencuri yang pernah menyatroni rumahnya juga dipajang di luar rumah kayu seorang pria Saitama Jepang.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kaos-milik-pencuri-dipajang-di-saitama.jpg)
"Saya memang selalu meng-update coretan yang ada di dinding rumah, biar tidak lupa hal-hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mengingatkan kita semua akan berbagai hal dalam kehidupan harus sangat hati-hati," tambahnya.
Beberapa waktu lalu bahkan sempat dicat dengan dasar warna cokelat bukan lagi hitam. Namun rumah tetap dengan warna dasar hitam supaya menampilkan rasa seram.
"Iya benar seram ya," jawabnya.
Menurutnya dengan kesan seram itu biar asemua orang mau membaca berbagai pesan yang disampaikan melalui tulisan di dinding rumahnya.
Lalu bagian atap rumah bagaimana?
"Saya pakai tangga untuk mencorat coret bagian atas rumah itu."
Tulisan-tulisan lain yang ada di rumah itu seperti "Pengkhianatan terhadap pemegang saham utama" dan "Siapakah Hitler?"
Demikian pula "saham sampah" Takugin "hanya membayar dividen sebesar 30 juta yen" dan "bangkrut palsu". Hanya membayar dividen sebesar 30 juta yen, mencuri 300 juta yen dalam 10 tahun dan memotong pendapatan.
Takugin adalah singkatan dari Hokkaido Takushoku Bank, yang bangkrut pada tahun 1997.
Yamaichi Securities juga bangkrut pada November di tahun yang sama, dan Tokyo Sowa Bank bangkrut pada 1999.
Di bawah atap di sisi barat lantai dua rumah hitam itu, tertulis bahwa "Partai Demokrat Liberal menakutkan" dan "Saham/Dividen Dorobo" atau pencuri saham.
![Coretan Media Control 100% dituliskan di dinding rumah seorang pria Saitama, kesal dengan pemberitaan media.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rumah-di-saitama-dicorat-coret_3.jpg)
Info terakhir mengenai kenaikan pajak (PPN) juga ikut dutuliskan di sana.
"Undang-Undang Pajak Konsumsi TAX 10% 2019"
Menuju ke rumah itu bisa lewat dari pintu keluar barat Stasiun Hasuda di Jalur JR Utsunomiya, naik bus tujuan "Ayameshako" selama sekitar 13 menit (18 stasiun).
Turun di halte bus "Kamihirano" dan akan menemukan properti rumah hitam grafiti corat coret tersebut.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.