Israel Hari Ini Lakukan Pemilihan Presiden untuk Gantikan Reuven Rivlin
Parlemen Israel pada Rabu (2/6/2021) hari ini melakukan pemilihan presiden baru.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Parlemen Israel pada Rabu (2/6/2021) hari ini melakukan pemilihan presiden baru.
Menurut liputan langsung dari Times of Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memberikan suara pertama diikuti anggota parlemen lainnya.
Dilansir Arab News, Presiden Israel merupakan posisi yang dianggap sebagai tokoh utama untuk menjadi kompas moral bangsa dan mempromosikan persatuan.
Pemilihan dilakukan di Parlemen Israel, Knesset.
Sebanyak 120 anggota parlemen akan memberikan suaranya secara anonim.
Baca juga: Israel Mulai Investigasi Dugaan Kasus Peradangan Jantung Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer
Baca juga: SMRC: Mayoritas Umat Muslim dan Nonmuslim Indonesia Ingin Palestina-Israel Hidup Berdampingan
Dua kandidat yang mencalonkan diri yakni Isaac Herzog dan Miriam Peretz.
Isaac Herzog merupakan politisi veteran dari keluarga terkemuka di Israel.
Herzog (60) adalah mantan Ketua Partai Buruh Israel dan pemimpin oposisi yang gagal melawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pemilihan parlemen 2013.
Dia adalah keturunan dari keluarga Zionis terkenal di Israel.
Ayahnya, Chaim Herzog, adalah duta besar Israel untuk PBB sebelum terpilih sebagai presiden.
Pamannya, Abba Eban, adalah menteri luar negeri pertama Israel dan duta besar untuk PBB dan Amerika Serikat, dan kakeknya adalah kepala rabi pertama di negara itu.
Sementara itu Miriam Peretz merupakan kandidat yang berpandangan nasionalis dan lebih konservatif.
Wanita berusia 67 tahun ini berasal dari Maroko yang sempat bekerja sebagai guru dan dosen Yudaisme-Zionisme.
Dua putranya meninggal saat bertugas di militer Israel.
Pada 2018 dia dianugerahi Penghargaan Israel, penghargaan tertinggi negara itu untuk pencapaian seumur hidup.
Jika terpilih, Peretz akan menjadi wanita pertama yang memegang jabatan tersebut dan juga pemukim pertama.
Salah satu kandidat harus mengantongi minimal 61 suara parlemen dari total 120 suara di Knesset untuk memenangkan voting.
Jika tidak, akan diadakan pemungutan suara untuk kedua kalinya.
Setelah terpilih, presiden ke-11 Israel ini akan menjabat untuk masa jabatan tujuh tahun mulai 9 Juli nanti.
Kandidat yang menang akan menggantikan Presiden Reuven Rivlin.
Baca juga: POPULER Internasional: WHO Namai Varian Covid-19 dengan Alfabet Yunani | Profil Benjamin Netanyahu
Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui soal Koalisi yang Disebut akan Gulingkan Netanyahu
Presiden Israel didaulat sebagai kepala negara seremonial.
Dia ditugaskan menunjuk seorang pemimpin partai politik untuk membentuk koalisi pemerintahan setelah pemilihan parlemen.
Sebelumnya, Israel telah mengadakan empat pemilihan nasional dalam dua tahun terakhir di tengah krisis politik yang berkepanjangan.
Lawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Lapid punya waktu hingga tengah malam pada Rabu ini untuk membentuk pemerintahan koalisi baru.
Jika mereka gagal, Israel kemungkinan akan menggelar kampanye pemilihan lain.
Presiden juga memiliki kekuatan untuk memberikan pengampunan.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel merupakan kepala pemerintahan dan tokoh politik yang paling kuat di Israel.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)