Rusia Timbun Rudal Kh-101 untuk Serangan Musim Dingin, 61 Hari Andalkan Drone Shahed Gempur Ukraina
Rusia dilaporkan menimbun stok rudal jarak jauh untuk penyerangan ke Ukraina dalam musim dingin mendatang.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia telah menahan diri untuk tidak menyerang Ukraina dengan rudal Kh-101 selama 61 hari belakangan.
Moskow diduga menimbun senjata strategis tersebut untuk serangan di musim dingin.
Informasi ini berasal dari saluran Telegram pemantauan Tracking.
“Selama periode ini, mereka dapat memproduksi minimal 120 rudal jenis ini. Saat ini, ada 15 pembom Tu-95MS di lapangan udara "Olenya/Engels-2". Rusia menyimpan rudal itu. Mereka kini menggunakan drone Iran sebagai andalan. Mereka meluncurkan 10 kali lebih banyak dibandingkan musim gugur sebelumnya."
Selain Drone Shahed, Rusia telah mempertahankan jeda ini dalam menggunakan pembom Tu-95MS untuk serangan rudal selama 61 hari.
Selama waktu ini, 15 Tu-95MS telah melakukan ratusan penerbangan pelatihan dari berbagai pangkalan udara dan puluhan penerbangan relokasi antar pangkalan.
Kemudian enam pesawat Tu-22M3 melakukan penerbangan tempur untuk meluncurkan rudal Kh-22 dan Kh-21.
Ada juga empat pesawat pengebom Tu-160 dari dua pangkalan udara berbeda melakukan lusinan penerbangan pelatihan.
18 pesawat angkut Il-76 menyelesaikan penerbangan ke pangkalan udara "Engels-2", mungkin membawa rudal jelajah Kh-101 sebagai bagian dari kargo mereka.
Selama jeda ini saja, industri pertahanan Rusia kemungkinan telah memproduksi setidaknya 120 rudal jelajah Kh-101, yang memungkinkan Rusia untuk melakukan beberapa serangan rudal skala besar.
"Tampaknya, penimbunan rudal jelajah untuk periode musim dingin sedang berlangsung," spekulasi Tracking.
Sebagai informasi, Kh-101 merupakan sebuah rudal jelajah milik Rusia yang berkemampuan siluman.
Dari sekian banyak persenjataan yang dimiliki Moskow, rudal ini menjadi salah satu andalannya.
Kh-101 dikembangkan sebagai rudal jelajah pengganti ALCM Kh-55 dan Kh-555 yang disebut telah menua.