Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produksi Daging di Amerika Utara & Austalia Terganggu, JBS Brasil Salahkan Rusia atas Serangan Cyber

Gedung Putih memaparkan, JBS Brasil menyalahkan Rusia atas serangan cyber yang menggangu produksi daging di Amerika Utara dan Australia.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
zoom-in Produksi Daging di Amerika Utara & Austalia Terganggu, JBS Brasil Salahkan Rusia atas Serangan Cyber
Patrick HAMILTON / AFP
Kantor JBS Foods Australia utara terlihat saat matahari terbenam di Dinmore, barat Brisbane, pada 1 Juni 2021, setelah anak perusahaan AS dari perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia mengatakan telah diretas, melumpuhkan beberapa operasinya dan berdampak pada ribuan pekerja di Australia. 

TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih memaparkan, JBS Brasil menyalahkan Rusia atas serangan cyber yang menggangu produksi daging di Amerika Utara dan Australia.

JBS Brasil memberi tahu pemerintah bahwa serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut berasal dari organisasi kriminal yang diduga berbasis di Rusia.

Melansir Al Jazeera, JBS merupakan pabrik pengepakan daging terbesar di dunia, pada Selasa malam (2/6/2021) menyatakan pihaknya telah membuat "kemajuan signifikan dalam menyelesaikan serangan cyber".

"Sebagian besar pabrik daging sapi, babi, unggas dan makanan siap saji perusahaan akan beroperasi pada Rabu (3/6/2021)," terang pernyataan perusahaan, yang dinilai meredakan kekhawatiran atas kenaikan harga pangan.

Baca juga: Perusahaan Pemasok Daging Terbesar di Dunia, JBS Jadi Sasaran Serangan Cyber

Baca juga: Minta Cyber Crime Polri Koordinasi dengan Kominfo Blokir Akun Sebarkan Konten SARA di Medsos

Kantor JBS Foods Australia utara terlihat saat matahari terbenam di Dinmore, barat Brisbane, pada 1 Juni 2021, setelah anak perusahaan AS dari perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia mengatakan telah diretas, melumpuhkan beberapa operasinya dan berdampak pada ribuan pekerja di Australia.
Kantor JBS Foods Australia utara terlihat saat matahari terbenam di Dinmore, barat Brisbane, pada 1 Juni 2021, setelah anak perusahaan AS dari perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia mengatakan telah diretas, melumpuhkan beberapa operasinya dan berdampak pada ribuan pekerja di Australia. (Patrick HAMILTON / AFP)

JBS menghentikan penyembelihan sapi di semua pabriknya di AS pada Selasa (1/6/2021), menurut pejabat serikat pekerja.

Pada Senin (31/5/2021) serangan itu menyebabkan operasi Australia ditutup.

“Sistem kami kembali online dan kami tidak menyisihkan sumber daya apa pun untuk melawan ancaman ini,” kata Andre Nogueira, kepala eksekutif JBS USA.

Berita Rekomendasi

Dengan kantor pusat untuk operasinya di Amerika Utara di Greeley, Colorado, JBS mengendalikan sekitar 20 persen dari kapasitas pemotongan untuk sapi dan babi AS.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Anak Anda Jadi Korban Cyber Bullying, Berikut Tips Pencegahannya

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan AS telah menghubungi pemerintah Rusia dan FBI sedang menyelidikinya.

“Gedung Putih terlibat langsung dengan pemerintah Rusia dalam masalah ini dan menyampaikan pesan bahwa negara-negara yang bertanggung jawab tidak menampung penjahat ransomware,” kata Jean-Pierre.

Kenaikan harga

JBS menjual daging sapi dan babi dengan merek Swift, dengan pengecer seperti Costco Wholesale Corp menjual daging babi dan tenderloinnya.

Perusahaan tersebut juga memiliki sebagian besar pengolah ayam Pilgrim's Pride Co, yang menjual ayam organik dengan merek Just Bare.

Penutupan pabrik JBS yang sedang berlangsung akan mengancam untuk menaikkan harga daging lebih lanjut bagi konsumen Amerika selama musim pemanggangan musim panas dan mengganggu ekspor daging pada saat permintaan kuat dari China.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas