Produksi Daging di Amerika Utara & Austalia Terganggu, JBS Brasil Salahkan Rusia atas Serangan Cyber
Gedung Putih memaparkan, JBS Brasil menyalahkan Rusia atas serangan cyber yang menggangu produksi daging di Amerika Utara dan Australia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Dampak lebih lanjut pada konsumen akan tergantung pada berapa lama pabrik JBS tetap tutup, kata para analis.
Daging Sapi JBS di Cactus, Texas, mengatakan di Facebook bahwa tidak akan ada produksi untuk fabrikasi, pemotongan, atau rendering pada satu shift pada hari Rabu.
Shift lain akan memiliki waktu mulai reguler untuk karyawan.
Pergeseran awal juga dibatalkan pada hari Rabu di pabrik daging sapi JBS di Greeley setelah serangan siber, tetapi shift selanjutnya dijadwalkan untuk dilanjutkan secara normal, perwakilan dari Serikat Pekerja Internasional Serikat Pekerja Pangan dan Komersial 7 mengatakan dalam sebuah email.
Sebuah pabrik daging babi di Ottumwa, Iowa, tidak akan memiliki "produksi panen" pada shift pertama atau kedua pada hari Rabu, menurut sebuah posting Facebook yang mengatakan perusahaan itu "terus bekerja melalui masalah TI kami".
Beberapa aspek lain dari pabrik sedang beroperasi, menurut posting tersebut.
JBS Canada mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa mereka mengoperasikan shift di pabrik daging sapi di Brooks, Alberta, pada Selasa, setelah membatalkan shift pada hari sebelumnya dan pada hari Senin.
Baca juga: Diduga Ada Mafia Daging Sapi yang Tolak Rencana Menteri BUMN Beli Peternakan di Belgia
Asosiasi Peternak Amerika Serikat, sebuah kelompok industri daging sapi, mengatakan di Twitter bahwa mereka memiliki laporan JBS mengarahkan pengangkut ternak yang tiba di pabrik dengan hewan siap untuk disembelih.
Tahun lalu, ternak dan babi didukung di peternakan AS dan beberapa hewan di-eutanasia ketika pabrik daging ditutup selama wabah virus corona di antara para pekerja.
Presiden Internasional UFCW Marc Perrone, yang serikat pekerjanya mewakili lebih dari 25.000 karyawan pengemasan daging JBS, meminta perusahaan untuk "memastikan bahwa semua pekerja pengemasan dagingnya menerima pembayaran yang dijamin secara kontrak saat penutupan pabrik ini berlanjut".
Selama beberapa tahun terakhir, ransomware telah berkembang menjadi masalah keamanan nasional yang mendesak.
Sejumlah geng, banyak dari mereka penutur bahasa Rusia, mengembangkan perangkat lunak yang mengenkripsi file dan kemudian meminta pembayaran dalam mata uang kripto untuk kunci yang memungkinkan pemiliknya menguraikan dan menggunakannya lagi.
Berita lain terkait JBS
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)