Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Muslim Yang Ditabrak Sedang Jalan-jalan Rutin Malam Hari

Satu keluarga Muslim di Kanada yang ditabrak dengan sengaja ternyata sedang berjalan-jalan yang rutin dilakukan di malam hari

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Keluarga Muslim Yang Ditabrak Sedang Jalan-jalan Rutin Malam Hari
timesunion.com
Ilustrasi toleransi beragama. 

TRIBUNNEWS.COM, TORONTO -  Seorang pengemudi mobil menabrak dengan sengaja satu keluarga Muslim di kawasan provinsi Ontario, Kanada, Minggu (7/6) malam waktu setempat. Empat orang tewas dan satu bocah berusia sembilan tahun mengalami luka-luka.

Polisi mengatakan korban tewas adalah seorang wanita berusia 74 tahun, seorang pria berusia 46 tahun, seorang wanita berusia 44 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dilaporkan dalam kondisi serius. Keluarga meminta nama-nama itu tidak dirilis, kata para pejabat.

“Dalam satu tindakan pembunuhan, beberapa individu telah memusnahkan tiga generasi keluarga. Ini mengerikan,” kata Holder dalam wawancara dengan Associated Press.

Sejumlah sahabat dan tetangga menyebutkan, keluarga tersebut sedang jalan-jalan yang rutin mereka lakukan malam hari.

Zahid Khan, seorang teman keluarga, mengatakan tiga generasi di antara yang tewas adalah nenek, ayah, ibu, dan putri remaja. Keluarga tersebut telah berimigrasi dari Pakistan 14 tahun yang lalu dan merupakan anggota Masjid Muslim London yang berdedikasi, baik dan murah hati, katanya.

Baca juga: Satu Keluarga Muslim Ditabrak dengan Sengaja, 4 Tewas dan Bocah Cedera

"Mereka hanya keluar untuk jalan-jalan yang akan mereka jalani setiap hari," kata Khan sambil menangis di dekat lokasi kecelakaan. "Saya hanya ingin melihat,” katanya di lokasi.

Qazi Khalil mengatakan dia melihat keluarga itu pada hari Kamis lalu ketika mereka keluar untuk jalan-jalan malam. Keluarga-keluarga itu tinggal dekat satu sama lain dan akan berkumpul di hari libur, katanya.

Berita Rekomendasi

“Ini benar-benar menghancurkan saya,” kata Khalil. "Saya benar-benar tidak bisa menerima bahwa mereka tidak lagi di sini,” ujarnya.

Seorang wanita, Paige Martin,  mencerita beberapa saat sebelum kecelakaan dan momen saat ia melihat lokasi kejadian.

Martin mengatakan saat itu ia berhenti di lampu merah, sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Tiba-tiba, sebuah pick-up besar meraung melewati kendaraannya. Kecepatan mobil itu membuat kendaraan Martin bergoyang.

Baca juga: Menteri Agama: Toleransi Jangan Terbatas Pada Simbolik Peringatan Keagamaan

"Saya terguncang, saya mengira itu adalah pengemudi yang udal-ugalan," kata Martin.

Beberapa menit kemudian, katanya, dia melihat pemandangan yang mengerikan di persimpangan dekat rumahnya.

Ia melihat polisi yang langsung tiba di lokasi kejadian sedang  menolong seorang korban sementara tiga orang lainnya tergeletak di aspal.

Puluhan orang berdiri di trotoar dan sejumlah pengemudi lain ke luar mobil untuk memberi bantuan.

 "Saya tidak bisa menghilangkan suara jeritan dari kepala saya," kata Martin.

Baca juga: Gus Miftah: Ada Empat Karakter dalam Beragama dan Berbangsa

Saat tiba di apartemennya, Martin mengatakan dia bisa melihat pemandangan itu dan menyaksikan seorang pejabat menutupi satu jasad sekitar tengah malam.

Pihak berwenang mengatakan seorang pemuda, Nathaniel Veltman (20),  ditangkap di tempat parkir sebuah mal dekat lokasi kejadian setelah insiden Minggu malam.

"Ini adalah tindakan pembunuhan massal, Itu berakar pada kebencian yang tak terkatakan ," kata Wali Kota London Ed Holder.

Veltman ditahan menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Polisi mengatakan Veltman, seorang warga London,Kanada,  tidak mengenal para korban.

Detektif Supt Paul Waight mengatakan Veltman mengenakan rompi yang tampak seperti pelindung tubuh.

Baca juga: Nadiem Makarim: Puasa Mengajarkan Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama

Waight mengatakan polisi tidak tahu pada saat ini apakah tersangka adalah anggota kelompok kebencian tertentu.

Menurutnya, polisi London, Kanada,  bekerja sama dengan polisi federal dan jaksa untuk melihat kemungkinan tuduhan terorisme.

 Dia menolak merinci bukti yang menunjukkan kemungkinan kejahatan rasial, tetapi mengatakan serangan itu direncanakan. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas