Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

G-7 Akan Sumbangkan 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 ke Negara-negara Termiskin di Dunia

Hal ini disampaikan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden berjanji akan menyumbangkan 500 juta dosis Pfizer.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in G-7 Akan Sumbangkan 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 ke Negara-negara Termiskin di Dunia
Tribunnews/Herudin
Ilustrasi: Tenaga kesehatan menyiapkan Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk disuntikkan kepada warga di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pinang Ranti 02 Pagi, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021). Vaksinasi tahap ketiga sudah dimulai di Jakarta menyasar 445 RW kumuh sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2018 tentang Peningkatan Kualitas Permukiman Dalam Rangka Penataan Kawasan Permukiman Terpadu dan Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2020 tentang Persiapan Penyelenggaraan Vaksinasi Covid-19. Tribunnews/Herudin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, CARBISBAY-- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengharapkan Negara-Negara Kelompok Tujuh (G-7) setuju untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara termiskin selama pertemuan puncak yang akan dimulai pada Jumat (11/6/2021).

Diharapkan G-7 bisa membantu untuk menuntaskan program vaksinasi global hingga tahun depan.

Hal ini disampaikan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden berjanji akan menyumbangkan 500 juta dosis Pfizer.

Seperti dilansir Reuters dan Euronews, Jumat (11/6/2021), PM Johnson mengatakan Inggris akan memberikan setidaknya 100 juta vaksin surplus kepada negara-negara termiskin.

Baca juga: Ivermectin Disebut Bisa Obati Covid-19, BPOM Sebut Itu Obat Keras, Jangan Beli Tanpa Resep Dokter

Johnson telah menyerukan kepada para pemimpin KTT G-7 untuk berkomitmen bersama-sama membantu program vaksinasi seluruh dunia pada akhir 2022. Kelompok ini diperkirakan akan menjanjikan 1 miliar dosis selama tiga hari pertemuan di resor tepi laut Inggris Carbis Bay.

"Sebagai hasil dari keberhasilan program vaksin Inggris, kami sekarang berada dalam posisi untuk berbagi beberapa dosis surplus kami dengan mereka yang membutuhkannya," kata Johnson pada hari Jumat, menurut kutipan pengumuman yang dirilis oleh kantor Pedana Menteri Inggris.

Baca juga: Klaster Covid-19 Muncul di Perumahan THB Bekasi, Berawal dari Resepsi Pernikahan dan Arisan

BERITA REKOMENDASI

"Dengan demikian kami akan mengambil langkah besar untuk mengalahkan pandemi ini untuk selamanya."

COVID-19 telah menewaskan sekitar 3,9 juta orang dan merobek ekonomi global, dengan infeksi dilaporkan menyebar di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.

Inggris telah memberikan dosis pertama untuk 77% dari populasi dewasanya dan Amerika Serikat 64%, para ilmuwan mengatakan pandemi hanya akan berakhir setelah semua negara telah divaksinasi.

Dari 100 juta dosis sumbangan dari Inggris, 80 juta akan diberikan untuk program COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara-negara yang membutuhkan.

Baca juga: UPDATE Euro 2020: Ada Kasus Covid-19 di Tim Spanyol & Swedia, Pelatih Denmark Khawatir Tertular

Johnson mengajak Biden untuk menyerukan kepada rekan-rekannya sesama pemimpin untuk membuat janji serupa dan bagi perusahaan farmasi untuk mengadopsi model Oxford-AstraZeneca menyediakan vaksin dengan biaya terjangkau selama masa pandemi.


Dosis Inggris akan diambil dari bagian yang telah diperolehnya untuk program domestiknya, dan akan berasal dari pemasok Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Janssen, Moderna dan lainnya.

Sejumlah kelompok pemerhati kemiskinan Sejumlah kelompok pemerhati kemiskinan juga bersuara.

Dengan populasi global mendekati 8 miliar dan kebanyakan orang membutuhkan dua dosis, juru kampanye mengatakan komitmen G-7 itu menandai awal tetapi para pemimpin dunia perlu melangkah lebih jauh, dan jauh lebih cepat.

"Tujuan G-7 untuk menyediakan 1 miliar dosis harus dilihat sebagai minimum mutlak, dan jangka waktu perlu mempercepat," kata Lis Wallace dari kelompok kampanye anti-kemiskinan ONE.

"Kami berada dalam perlombaan dengan virus ini dan semakin lama maka semakin besar risiko varian baru yang lebih berbahaya merusak kemajuan global."(Reuters/EuroNews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas