Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Bunuh Diri di Jepang Meningkat, Pendeta Budha Sebut Salah Satu Pemicunya karena Stres

Menurut Ukai, setiap orang punya kesulitan sendiri dan bisa saja mereka memutuskan untuk bunuh diri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Bunuh Diri di Jepang Meningkat, Pendeta Budha Sebut Salah Satu Pemicunya karena Stres
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Pendeta Budha, Hidenori Ukai yang memiliki kuil keluarga di Kyoto. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang mengumumkan data kasus bunuh diri selama Mei 2021 mencapai angka 1.745.

Jumlah tersebut meningkat 154 (9,7 persen) pada periode yang sama di tahun 2020. Sekaligus juga meningkat 11 kali berturut-turut.

Dari jumlah tersebut, menurut jenis kelamin 1.142 orang laki-laki dan kenaikan 4,5 persen. Sementara 603 orang perempuan, meningkat 21,1 persen.

"Secara khusus, jumlah wanita meningkat secara signifikan. Tampak kesulitan dan stres berat hidup di kalangan wanita di Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (10/6/2021).

Jumlah bunuh diri 1.745 orang sebulan, ini artinya sebanyak 58 orang bunuh diri dalam sehari.

Artinya kalau sebuah sekolah memiliki satu kelas diisi 29 murid, bisa dimisalkan dan dibayangkan bahwa setiap hari dua kelas akan berkurang muridnya.

Baca juga: Sepanjang Mei 2021, 1.745 Kasus Bunuh Diri di Jepang

Berita Rekomendasi

Menanggapi tingginya kasus bunuh diri ini, seorang pendeta Budha, Hidenori Ukai menyatakan bahwa bunuh diri bisa saja dialami oleh setiap orang.

Menurut Hidenori Ukai, setiap orang punya kesulitan sendiri dan bisa saja mereka memutuskan untuk bunuh diri.

"Setelah orang bunuh diri saya selalu menjelaskan kepada masyarakat bahwa ada dewa Budha yang akan menjemputnya dan akan membimbingnya lebih lanjut," kata Hidenori Ukai kepada Tribunnews.com, Jumat (11/6/2021).

Menurutnya, kehidupan saat ini yang semakin susah juga membuat banyak orang stres dan bunuh diri.

"Kesusahan penderitaan yang dialami banyak orang di Jepang saat ini karena semakin besar jarak antara yang kaya dan yang miskin di Jepang sehingga tidak sedikit yang memutuskan bunuh diri," tambahnya.

Ukai tidak menolak adanya kemauan bunuh diri dari seseorang dan bisa saja itu terjadi karena begitu menderita hidup dan stresnya dalam kehidupan di dunia.

Baca juga: Diduga karena Terlilit Utang, Pekerja Bangunan Nekat Gantung Diri di Pasar Kliwon Solo

Budha sendiri sangat simpati kepada orang yang sedang mengalami kesulitan dan menderita seperti itu. Konsultasi sering diterima Ukai selama ini mengenai bunuh diri.

Menurutnya, orang yang bunuh diri bukan berarti dia akan masuk neraka.

"Saya pendeta Budha sering terima pertanyaan, kalau kita bunuh diri apakah akan masuk neraka?" papar Ukai.

Sementara itu Beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas