Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap, Menteri Reformasi Digital Jepang Ancam Perusahaan Elektronik

Diakui Takuya Hirai, dia telah membuat pernyataan yang tidak pantas mengenai pengembangan aplikasi manajemen kesehatan untuk digunakan di Olimpiade.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Terungkap, Menteri Reformasi Digital Jepang Ancam Perusahaan Elektronik
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Menteri Dijital Jepang Takuya Hirai. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Rekaman rahasia pembicaraan antara Menteri Dijital Jepang Takuya Hirai dengan para stafnya beredar di masyarakat.

Rekaman pembicaraan bulan April 2021 itu bernada mengancam NEC, perusahaan elektronik besar Jepang agar menurunkan harga penawarannya.

"Jika membuat kekacauan di Olimpiade ini, itu akan benar-benar kering (Tidak akan dapat bisnis lagi di masa depan-red). Jika tidak membuat tempat kering secara simbolis, coba menjilatnya," ungkap rekaman suara Menteri Hirai tersebut.

Lalu Hirai meminta anak buahnya supaya mengancam bos NEC.

"Ancam aja itu Yocchan (Nobuhiro Endo, Chairman NEC)," kata dia.

Pada konferensi pers pada tanggal 11 Juni 2021, Menteri Reformasi Digital Takuya Hirai mengungkapkan bahwa dia mengakui rekaman tersebut.

Diakui Takuya Hirai, dia telah membuat pernyataan yang tidak pantas mengenai pengembangan aplikasi manajemen kesehatan untuk digunakan di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Baca juga: 19 Juli Hingga 5 September 2021 Jepang Memulai Telework Days

Berita Rekomendasi

"Benar saya telah membuat pernyataan yang tidak pantas. Lain kali saya akan lebih hati-hati dalam berbicara," ujarnya.

Pada bulan April 2021, Takuya Hirai bertujuan untuk mengurangi biaya, yang telah meningkat menjadi sekitar 7,3 miliar yen, dia menginstruksikan eksekutif yang bertanggung jawab atas Sekretariat Kabinet pada sebuah pertemuan, dengan mengatakan, "Lebih baik mengancam (Red: NEC sebagai pemasok)."

"Saya juga ditekan oposisi agar menurunkan harga penawaran tersebut, sehingga saya harus meminta mereka menurunkan harga. Tapi pada akhirnya malah nol tidak usah bayar karena fungsi pengenalan wajah tidak diperlukan pada aplikasi tersebut," tambah Hirai.

Jiro Yamaguchi, seorang profesor di Universitas Hosei, memposting di Twitter pada tanggal 11 Juni 2021 menyebutkan bahwa Takuya Hirai, menteri yang bertanggung jawab atas reformasi digital, membuat pernyataan "mengancam" kepada kontraktor atas pengembangan aplikasi manajemen kesehatan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

"Intervensi dengan Toshiba, ancaman terhadap NEC oleh Menteri Digital Hirai. Terungkap bahwa tidak ada pasar yang sehat di Jepang. Serangan pengusaha politik kosong juga merupakan manifestasi kapitalisme di dalam kelompok. Tidak ada pilihan selain berada di dunia seperti ini," kata Profesor Yamaguchi.

Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas