Dokter Top Jepang Berterima Kasih Kepada Indonesia Mengenai Obat Generik
Seorang dokter top di Jepang, Profesor Masaki Muto (72), menyatakan rasa terima kasihnya kepada Indonesia karena bisa banyak belajar mengenai obat gen
Editor: Johnson Simanjuntak
"Karena memang berat menjadi dokter keluarga, sekaligus merawat pasien lansia yang mungkin akan minta bantuan sana sini di luar soal kesehatannya. Perawatan yang berat sehingga banyak dokter muda males mendalami spesialisasi dokter keluarga. Di samping itu juga mungkin dianggap tak menguntungkan. Kerja lebih berat tapi uang jasa yang diterimanya sama, makanya tak terkenal di kalangan dokter muda."
Profesor Mutro masih ingat dengan nasi goreng, sate serta berbagai makanan Indonesia yang sangat disukainya. Ayahnya juga dulu sebagai tentara dalam perang dunia kedua.
"Dia sempat 6 bulan berada di Indonesia, dan karena begitu baik orang Indonesia dan tanah yang subur indah dia males kembali ke Jepang sebenarnya," lanjutnya sambil tertawa.
Saat ke Jakarta 1998 Profesor Muto juga menemukan kebenaran yang diceritakan ayahnya.
"Ternyata benar. Orang Indonesia sangat baik, sangat kerjasama dengan baik, saling membantu sehingga semua pekerjaan saya di Jakarta saat itu berjalan dengan lancar."
Sang profesor juga mengakui pernah ke Bali saat Sabtu Minggu berada di Jakarta dan menemukan pulau Bali yang sangat indah sekali, tekannya lagi.
"Saya pasti akan ke Indonesia lagi suatu waktu nanti. Kini masih dalam pandemi corona, baiknya di Jepang saja dulu."
Maret 2020, Profesor Muto mengakui hampir meninggal dunia terkena Corona.
"Rasanya saya seperti sudah meninggal melihat ladang kuning saat itu, benar-benar sekarat dirawat sebulan di rumah sakit karena corona. Syukurlah masih bisa hidup. Kalau saya sudah meninggal ya saat ini anda wawancara dengan saya di surga ya," paparnya lagi sambil tertawa.
Dokter yang sangat baik dan top di Jepang ini kelahiran Kawasaki 8 Maret 1949 dan lulusan universitas kedokteran Niigata pada tahun 1974 dan menyelesaikan Graduate School of Medicine di Niigata University pada tahun 1978, bekerja sebagai ahli bedah di National Yokohama Hospital. Saat mendaftar di rumah sakit, belajar di luar negeri di Departemen Kedokteran Keluarga, Universitas Negeri New York dari 1986 hingga 1988.
Dia juga Presiden Masyarakat Jepang untuk Manajemen Medis, Direktur Perwakilan Masyarakat Obat Generik dan Biosimilar Jepang.
Di pemerintahan Jepang sebagai anggota Kelompok Kajian Informasi Mutu Obat Generik (Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan 2008-) , Anggota Dewan Tindakan Regional Metropolitan Tokyo (Tokyo 2008-2017), Ketua Subkomite Survei dan Evaluasi Perawatan Medis Rawat Inap (Chuikyo 2012-2018), Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet Jepang sejak 2019.
Penerbitan publikasi medisnya mungkin sudag ratusan banyaknya. Hobinya tenis, renang, ski serta memiliki 3 anak saat ini.
Profesor Muto juga menasehatkan agar setelah di vaksinasi anti corona dua kali saat ini, kalau bisa dilanjut kan setiap tahun selama 3 tahun mendatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.