Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laporan Parlemen Inggris: China Ingin Kendalikan WHO hingga Interpol dan Memperdaya Negara Lain

China disebut berusaha merebut kendali sejumlah organisasi dunia menurut laporan dari Parlemen Inggris.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Laporan Parlemen Inggris: China Ingin Kendalikan WHO hingga Interpol dan Memperdaya Negara Lain
The Guardian/EPA/Ju Peng
Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) di Istana Westminster, London, Inggris - China disebut berusaha merebut kendali sejumlah organisasi dunia menurut laporan dari Parlemen Inggris. 

Keenam organisasi yang disorot mengandalkan sumbangan dari negara-negara daripada dana inti.

Sehingga, menurut laporan itu, memungkinkan China untuk membeli pengaruh politik.

Laporan itu juga mengatakan, China memanfaatkan peluang pemerintahan Trump dulu untuk memotong dana ke organisasi internasional atau menarik semuanya, seperti dalam kasus WHO.

"WHO yang diuntungkan dengan begitu banyak bantuan Inggris, didominasi oleh China, yang memberikan kontribusi jauh lebih sedikit."

"Jelas bagi kami bahwa pemerintah China melihat pengaruh di WHO sebagai tujuan strategis yang signifikan," kata laporan itu.

Menurut laporan WHO tahun lalu, 58 negara dan entitas menyumbang sebesar USD 724 juta per 30 Juni 2020.

Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Bermutasi di 80 Negara, Perhatikan Gejalanya

Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (VOA)

China berada di urutan ke-10 dengan kontribusi sebesar USD 25 juta.

BERITA REKOMENDASI

Di atasnya ada Kuwait, Jepang, dan AS yang menyumbang USD 34 juta.

Sementara Inggris menjadi pendonor terbesar WHO dengan total USD 108 juta.

Inggris dan China sudah lama berselisih soal hak asasi manusia hingga hukum keamanan di Hong Kong.

Kedua negara ini juga saling serang soal dugaan penyiksaan warga Uighur di Xinjiang, China.

Diketahui Tugendhat adalah satu dari 9 pejabat Inggris yang dikenai sanksi oleh China karena disebut menyebarkan kebohongan soal negara itu terkait Xinjiang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas